Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada yang istimewa dalam karier Patrick O’Connell sebagai pemain. Besar di Dublin, dia menandatangani kontrak profesional bersama Belfast Celtic. O'Connell kemudian memperkuat Sheffield Wednesday, Hull City, dan Manchester United.
Perang Dunia I kemudian pecah. Mengisi waktu, O'Connell bekerja di pabrik amunisi. Gagal menemukan klub Inggris yang menginginkan jasanya setelah situasi damai, dia pergi ke Skotlandia untuk memperkuat Dumbarton dan pensiun bersama Ashington.
O'Connell langsung beralih profesi menjadi manajer di sana. Setelah itu dia meninggalkan istri dan empat anaknya. Bertahun-tahun tidak ada kabar, keberadaan O'Connell akhirnya diketahui berkat amplop berisi mata uang Spanyol.
Advertisement
Sosok asal Republik Irlandia ini ternyata berpetualang dan menangani Racing Santander. Pengaruhnya di sana pun luar biasa. O'Connell membantu klub memenangkan lima gelar regional. Prestasi tersebut mengangkat reputasi Santander dan menjadikan mereka sebagai salah satu klub pendiri La Liga pada 1928.
Sempat menjajal Real Oviedo, O'Connell kemudian pergi ke Real Betis dan mengubah peruntungan klub. Dia membantu Los Verdiblancos promosi ke La Liga pada 1932 dan menduduki takhta Negeri Matador tiga tahun berselang. Hingga kini catatan itu masih menjadi satu-satunya kesuksesan terbesar Real Betis.
Saksikan Video Bola Berikut Ini
Bawa Real Betis Juara
Real Betis memasuki laga pamungkas kompetisi berbekal keunggulan satu angka dari Real Madrid. Kebetulan, mereka menghadapi mantan klub O'Connell, Racing Santander, di partai tandang.
Malam sebelum pertandingan, O'Connell mengunjungi mantan klubnya. Ada cerita dia meminta pemain Racing Santander agar tidak ngotot di duel nanti. Namun, mereka menolak karena bos klub, Jose Maria de Cossio, pro-Real Madrid. Dia menjanjikan bonus besar kepada pemain untuk mengalahkan Real Betis.
Tidak ada bukti diskusi O'Connell dan pemain Racing Santander benar-benar terjadi. Yang ada Real Betis justru berjaya 5-0, kemenangan tandang terbesar mereka pada musim itu.
Sebuah hasil yang juga mengejutkan sebenarnya, mengingat kekuatan Los Verdiblancos adalah pertahanan. Jumlah gol kemasukan mereka mencapai setengah dari catatan kebobolan tim lain.
"Dia mengubah segalanya di kub. Profesionalismenya luar biasa. Pemikiran taktik dan pendekatan kebugaran miliknya melampaui zaman. Plus O'Connell ramah dan karismatik," ungkap ublic relations Real Betis, Julio Jimenez Heras, dilansir Guardian.
"Capaiannya luar biasa karena Real Betis tidak memiliki pemain bintang. Namun kekurangan itu diatasinya dengan menciptakan tim yang terorganisir dan bersemangat," sambungnya.
Advertisement
Enggan Tinggalkan Barcelona
Kesuksesan O'Connell di Real Betis menarik perhatian Barcelona. Sayang dia pindah di waktu kurang tepat. Spanyol di ambang perang saudara. O'Connell berada di sisi salah karena Barcelona berseberangan dengan Francisco Franco, jenderal dari Madrid yang mengusung paham nasionalisme.
Dalam kondisi politik dan ekonomi kurang pasti, Barcelona kesulitan menjaga eksistensi. Perang akhirnya pecah pada 1936. Presiden Barcelona Josep Sunyol, yang juga aktivis Catalunya, ditangkap dan dibunuh prajurit pro-Franco di bulan Agustus.
Klub kemudian mengirim surat kepada O'Connell yang tengah berlibur di kampung halaman. Mereka menjelaskan situasi dan mengerti jika dia tidak kembali. Namun O'Connell tetap datang.
Tur ke Meksiko
Konflik semakin panas dan Barcelona di ambang kebangkrutan. Beruntung ada tawaran dari Manuel Mas Soriano, pebisnis Catalan yang imigrasi ke Meksiko, agar El Azulgrana menjalani tur ke sana.
Barcelona pun patut bersyukur akan kesetiaan O'Connell. Dia mengumpulkan tim dan pergi ke Meksiko dan melakoni enam laga eksebisi, plus empat partai uji coba di New York.
Tur tersebut memang membuat Barcelona kehilangan pemain. Hanya empat yang tiba kembali di Barcelona bersama O'Connell. Sisanya mencari suaka di Meksiko atau turun di Prancis dalam perjalanan pulang.
Terlepas itu, uang dari kunjungan tersebut membantu Barcelona bertahan hidup hingga sekarang menjadi salah satu klub terbaik dunia.
Advertisement
Meninggal Miskin
O'Connell pulang ke Irlandia tidak lama berselang. Dia kemudian kembali ke Spanyol untuk mencari nafkah meski tidak merasakan kesuksesan seperti sebelumnya.
Pada 27 Februari 1959, O'Connell meninggal dunia dalam kondisi kesulitan finansial. Berkat kampanye amal, jasa-jasanya kini terpampang abadi. Patung kepalanya dipasang di sudut Estadio Benito Villamarin, markas Real Betis, pada 2017.