Sukses

5 Fakta Menarik Final Liga Champions PSG Vs Bayern Munchen, Tak Hanya Rekor dan Sejarah

PSG sudah lama menanti momen lolos ke final Liga Champions ini. Bayern Munchen juga mengejar catatan sejarah dan rekor

Liputan6.com, Jakarta Final Liga Champions 2019/20 akan mempertemukan klub Jerman Bayern Munchen dengan wakil Prancis Paris Saint Germain (PSG). Partai puncak yang akan disiarkan langsung SCTV serta live streaming Vidio.com ini, akan berlangsung, Minggu 23 Agustus 2020 atau Senin dini hari WIB (24/8/2020) di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal.

PSG sudah lama menanti momen lolos ke final Liga Champions ini. Namun, mereka harus menghadapi duel yang sangat berat melawan Bayern Munchen. Pasukan Hansi Flick ini sudah membuktikan semua lawan bisa digulung dengan main efektif.

Klub Bundesliga ini memang tak punya pemain yang terlalu menonjol dalam tim. Semua pemain punya kemampuan yang sama meski Robert Lewandowski jadi striker yang sulit dikalahkan jumlah golnya.

Semua pemain Munchen punya peran dan kemampuan yang sama. Inilah yang harus diperhatikan PSG, klub yang bertabur bintang.

Meski demikian, PSG tak boleh melewatkan kesempatan ini setelah lolos ke final Liga Champions. Uang Rp 22 Triliun sudah dikeluarkan konsorsium asal Qatar untuk mengantarkan PSG meraih prestasi tertinggi di kompetisi ini. Berikut ada 4 fakta lain yang mengiringi pertemuan PSG dan Bayern Munchen.

Simak Video Liga Champions Berikut Ini

2 dari 7 halaman

Sejarah

Thomas Tuchel atau Hansi Flick dijamin akan masuk dalam buku sejarah. Kedua manajer ini kini tengah mengejar gelar treble Eropa. Hanya lima manajer di era Liga Champions yang menyelesaikan treble tersebut, dengan Luis Enrique dari Barcelona pada 2015 menjadi yang terakhir meraih prestasi tersebut.

Sir Alex Ferguson menjadi yang pertama pada 1999 bersama Manchester United. Hal sama juga dilakukan Pep Guardiola (Barcelona 2009), Jose Mourinho (Inter 2010) dan Jupp Heynckes (Bayern 2013).

PSG dan Munchen sama-sama memenangkan liga masing-masing dan juga meraih trofi piala domestik, hanya tinggal Liga Champions yang belum diraih. Ini akan menjadi pencapaian yang tidak dapat dipercaya bagi kedua manajer, mungkin lebih bagi Flick, yang hanya mengambil alih sebagai bos Bayern di pertengahan musim.

3 dari 7 halaman

Fakta Neymar

Keputusan mengejutkan Neymar untuk meninggalkan Barcelona ke PSG pada tahun 2017 banyak dikritik. Itu dilihat sebagai langkah yang sepenuhnya didorong oleh uang.

Tapi, sebenarnya pemain Brasil itu keluar dari bayang-bayang Lionel Messi untuk mencoba dan memperkuat warisannya sebagai salah satu pemain terbaik. Dia sempat melewatkan akhir dua musim pertamanya di PSG karena cedera.

Sekarang, bagaimanapun, Neymar sudah sepenuhnya fit dan hanya Bayern yang bisa menghalangi jalannya untuk mencapai tujuannya. Neymar tidak akan khawatir dengan status Bayern sebagai favorit, karena pemain berusia 28 tahun itu memiliki rekor luar biasa melawan klub Jerman itu.

Faktanya, Neymar telah mencetak empat gol dalam empat pertemuan sebelumnya dengan Munchen, hanya melawan Celtic dan PSG sendiri yang mencetak lebih banyak gol di Liga Champions dalam kariernya (masing-masing tujuh).

Sebuah gol di final hari Minggu juga akan membuat Neymar menjadi pemain ketiga setelah Cristiano Ronaldo dan Mario Mandzukic yang mencetak gol di beberapa final Liga Champions dengan lebih dari satu klub.

4 dari 7 halaman

Lewandowski Kejar Rekor Ronaldo

Musim ini menjadi musim yang tak terlupakan bagi Robert Lewandowski dan striker Bayern Munchen itu berharap bisa menyelesaikannya dengan baik. Sejauh ini, Lewandowski telah mencetak 55 gol pada musim 2019/20 di semua kompetisi, menjadikannya musim terbaik dalam kariernya sejauh ini.

Setelah sebelumnya hanya mencapai dua digit untuk gol dalam satu musim Liga Champions dari delapan, pemain berusia 32 tahun itu mencatatkan 15 gol dalam 9 pertandingan musim ini, mencetak gol di setiap penampilan.

Menuju final hari ini, dia hanya terpaut dua gol dari rekor Cristiano Ronaldo yang membuat 17 gol pada 2013/14. Untuk mengungguli striker Juventus itu, Lewandowski harus menjadi pemain pertama yang mencetak hat-trick di final Liga Champions.

5 dari 7 halaman

Arti Kemenangan PSG

Momen ini sudah lama datang untuk PSG, yang telah menghabiskan lebih dari 1 miliar pounds dalam sembilan tahun terakhir agar bisa mengangkat Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Tim asuhan Tuchel ini sedang berusaha menjadi tim ke-23 yang menyandang trofi dan pemenang baru pertama sejak Chelsea mengalahkan Bayern melalui adu penalti pada 2012.

Hanya satu tim Prancis yang sebelumnya memenangkan kompetisi elit Eropa, dengan itu terjadi pada 1993 ketika Marseille mengalahkan AC Milan. Klub Prancis telah mencapai final pada enam kesempatan lain, hanya selalu menemui kegagalan pada rintangan terakhir. Bisakah PSG menjadi lebih baik?

6 dari 7 halaman

Apa Arti Kemenangan Bayern Munchen

Performa Bayern Munchen terus meningkat sejak Hansi Flick mengambil alih pada November dan telah merajalela dalam perjalanan ke final Eropa pertama mereka sejak memenangkan kompetisi pada tahun 2013.

Munchen saat ini sejajar dengan Liverpool dengan lima trofi Eropa. Kemenangan atas PSG akan membuat raksasa Jerman mengambil posisi ketiga, dengan hanya Real Madrid (13) dan AC Milan (tujuh) yang menang lebih banyak. Kemenangan di waktu normal juga akan membuat Bayern menjadi tim pertama dalam sejarah Liga Champions UEFA yang memiliki rasio kemenangan 100 persen dalam kompetisi tersebut.

Memenangkan trofi saja akan membuat Bayern menjadi tim pertama yang memenangkan kompetisi tanpa kehilangan satu pertandingan pun sejak Manchester United pada 2007/08. Mereka juga hanya terpaut satu gol dari 500 di Liga Champions - hanya Madrid (567) dan Barcelona (517) yang mencetak lebih banyak.

7 dari 7 halaman

Infografis