Liputan6.com, Barcelona - Tak ada yang bisa percaya jika kebersamaan Lionel Messi dengan Barcelona bakal berakhir dengan perselisihan. Pasalnya, untuk pemain yang menghabiskan tahun-tahun profesionalnya di Camp Nou, banyak yang memberi saran kepada Messi untuk pensiun di Barcelona.
Namun menyusul sejumlah peristiwa yang dialami Lionel Messi dan Barcelona, kemungkinan hal itu sangat tipis. Seperti diketahui, Barcelona mengakhiri musim 2019/20 tanpa gelar juara. Ditambah lagi, tim Catalan itu tersingkir dari perempat final Liga Champions dengan kekalahan memalukan 2-8 dari Bayern Munchen.
Baca Juga
Kondisi itu yang diyakini membuat Lionel Messi mengajukan permintaan transfer meski masih terikat kontrak dengan Barcelona hingga musim panas 2021. Dalam kontrak yang ditandatangani pada 2017 lalu, dimasukkan klausul pelepasan sebesar 700 juta euro atau sekitar Rp 12 triliun.
Advertisement
Namun, dalam kontrak tersebut juga dimasukkan klausul yang menyatakan bahwa Lionel Messi dapat meninggalkan Barcelona secara gratis di akhir setiap musim jika menginginkannya. Tetapi, manajemen Barcelona menyatakan klausul tersebut sudah kedaluwarsa pada 10 Juli lalu. Sedangkan Messi menilai klausul tersebut tetap berlaku lantaran pandemi Covid-19 membuat kompetisi diundur.
Â
Â
Â
Saksikan Video Lionel Messi di Bawah Ini
FIFA
Nick De Marco QC, yang telah mewakili badan pengatur olahraga, pemain, klub dan agen sejak 2002, mengatakan FIFA kemungkinan akan diminta untuk menyelesaikan perselisihan Lionel Messi dengan Barcelona.
"Jika itu berakhir di mana saja, kemungkinan besar akan ada di Kamar Penyelesaian Sengketa FIFA karena Messi, sebagai orang Argentina, aturan FIFA akan berlaku, dan FIFA memiliki seperangkat hukum dan aturannya sendiri," kata De Marco, dari Blackstone Chambers, seperti dikutip Sky Sports News.
"Jadi, tidak mungkin hukum Spanyol atau hukum Inggris atau hukum Swiss, tetapi aturan FIFA yang berlaku, dan mereka memiliki komisi yang dapat menentukan hal-hal ini."
Â
Â
Â
Advertisement
Pengadilan Arbitrase Olahraga
De Marco mengatakan jika kubu Messi dan Barcelona tidak puas dengan keputusan FIFA, maka kasus ini bisa berlanjut ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. "Pada akhirnya, salah satu pihak kemudian dapat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Begitulah biasanya masalah seperti ini ditangani," ucapnya.
"Satu kemungkinan, dan itu pasti bukan satu yang saya sarankan kepada siapa pun, adalah seorang pemain hanya berjalan keluar dan berkata, 'Saya berhak untuk keluar, jadi saya keluar'."
"Risiko dengan strategi itu adalah, meskipun FIFA biasanya akan mengizinkan pendaftaran untuk pindah dengan pemain, jika klub kemudian mengajukan klaim dan berhasil, tidak hanya pemain yang bertanggung jawab untuk [membayar] kerusakan tetapi juga kemungkinan akan dilarang di bawah Aturan FIFA untuk jangka waktu berbulan-bulan dan klub baru yang mengontraknya memiliki embargo transfer," ujar De Marco menambahkan.
"Ini adalah strategi berisiko tinggi sehingga, kecuali Anda yakin bahwa pemain itu benar, itu bukan risiko yang akan diambil orang."
Â
Â
Solusi Komersial
De Marco, yang tidak mewakili Messi atau Barcelona, ​​dan tak memiliki visibilitas atas kontrak mereka, yakin solusi komersial kemungkinan akan ambil untuk perselisihan ini. "Anda harus membaca kontrak secara keseluruhan," jelasnya.
"Meskipun itu adalah tanggal, dan tanggal adalah tanggal, jika itu terkait dengan ketentuan lain yang menunjukkan apa yang sebenarnya dimaksud oleh para pihak adalah akhir musim, maka masih ada argumen bahwa ini adalah akhir musim."
"Ada argumen hukum di kedua sisi. Tetapi menurut pengalaman saya, sembilan puluh lima persen dari jenis kasus ini, Anda menemukan solusi komersial," kata De Marco.
"Hal terakhir yang diinginkan Barcelona adalah pemain yang tidak berkomitmen penuh dan menarik gaji tersebut. Ini tidak hanya buruk baginya, tapi juga buruk untuk seluruh ruang ganti."
"Hal terakhir yang diinginkan pemain seperti Messi apakah hanya duduk di sana dan menerima uang tanpa bermain. Untuk pemain dengan tingkat jenius seperti Messi, dia ingin sukses berkarier. Jadi hanya kepentingan kedua belah pihak untuk menyelesaikannya. dan mencapai kompromi yang masuk akal," pungkas De Marco.
Advertisement