Sukses

Hindari Kejenuhan, Persib Bandung Kurangi Intensitas Latihan

Pelatih fisik Persib Bandung Yaya Sunarya mengungkap pemain hanya memiliki jadwal latihan tiga kali dalam seminggu.

Liputan6.com, Bandung - Pelatih fisik Persib Bandung Yaya Sunarya mengaku mengurangi jadwal latihan skuat. Kebijakan ini bertujuan supaya para pemain tidak terganggu kondisi psikisnya.

“Saat ini para pemain hanya berlatih setiap hari Senin, Selasa dan Rabu, sisanya mereka diliburkan dan bebas beraktivitas. Hal ini dilakukan agar kondisi psikis para pemain tidak terganggu,” ujar Yaya dikutip dari Persib TV, Minggu (25/10/2020).

“Dengan diberi waktu libur secara berurutan, mereka bisa mengatur waktu pribadi bersama keluarga atau teman untuk melepas penat. Sehingga yang bugar bukan hanya fisik, melainkan psikisnya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Yaya mengungkap keputusan ini diambil setelah kompetisi tidak jadi bergulir pada Oktober lalu. Pasalnya, ada beberapa pemain Persib yang terganggu kondisi psikologisnya akibat kompetisi kembali mandek.

Saksikan Video Persib Bandung Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Sulit Ditebak

Menanggapi belum jelasnya kompetisi musim ini, Yaya mengatakan sangat sulit untuk menebaknya. Pasalnya, pihak PSSI pun tidak bisa memastikan kapan untuk digelar.

“Kompetisi mandek sejak bukan Maret akibat pandemi, setelah itu ada indikasi bulan Juli bakal bergulir, tapi gagal. Kemudian, Oktober sudah dipastikan jalan, tetapi gagal lagi,” paparnya.

Dengan situasi yang serba tidak jelas, ia mengaku tim pelatih harus memutar otak untuk merencanakan program latihan sebaik mungkin.

“Kita berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan jadwal yang ada. Kami berharap ada kejelasan ke depan,” tuturnya.

3 dari 3 halaman

Kecewa

Dalam kesempatan yang sama, penjaga gawang Persib Dhika Bayangkara mengungkapkan kekecewaannya terkait kompetisi. Ia mengaku sempat kecewa dan tidak percaya bahwa kompetisi tidak jadi bergulir.

“Pas dapat kabar kalau kompetisi ditunda, saya langsung kecewa disitu. Banyak teman-teman yang juga merasakan hal serupa,” katanya.

Kini, ia hanya bisa berharap kompetisi bisa lanjut bergulir. Sebab, kompetisi Liga Indonesia sangat penting demi kemajuan sepak bola di Indonesia.

 

Penulis

Dzaky Nurcahyo

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)