Sukses

Bola Ganjil: Sebelum Joan Mir, Ada Manuel Herreros dan Emilio Alzamora

Sebelum Joan Mir, ada dua pembalap yang sukses jadi juara dunia tanpa memenangkan balapan MotoGP. Simak kisah mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Joan Mir menjadi cerita utama pada MotoGP 2020. Pembalap Suzuki Ecstar itu berpeluang menjadi sosok pertama yang menjadi juara dunia kelas utama pertama meski tidak pernah memenangkan balapan.

Semua berkat konsistensi. Joan Mir melengkapi podium pada MotoGP Teruel. Dia pun mengikuti seremoni pemberian trofi untuk kali keenam dalam 11 balapan musim ini, tiga kali lebih banyak dibanding rival.

Pesaing terdekatnya adalah Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) dan Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) yang sama-sama naik podium dalam tiga kesempatan.

Mir kini mengoleksi 137 angka. Dia unggul 14 angka atas Quartararo serta 19 nilai dari Vinales. pembalap berusia 23 tahun itu bakal berusaha mempertahankan posisi puncak MotoGP 2020 di tiga seri sisa.

Meski ada potensi sejarah, Joan Mir bukanlah sosok pertama yang menjadi juara dunia tanpa memenangkan balapan.

Saksikan Video MotoGP Berikut Ini

2 dari 5 halaman

Manuel Herreros

Manuel Herreros merupakan pionir. Dia merebut gelar 80cc 1989 dengan empat kali naik podium. Namanya kerap dilupakan karena dicatat di level paling rendah. Apalagi kelas 80cc sudah tidak lagi dipertandingkan.

Kebetulan, tahun 1989 adalah kali terakhir Federasi Balap Motor Dunia (FIM) menggelar level tersebut. Jelang penghapusannya, operator hanya melangsungkan balapan di enam dari 15 lokasi yang ditunjuk sebagai penyelenggara.

Balapan berlangsung di Jerez (Spanyol), Misano (Italia), Hockenheimring (Jerman), Grobnik (Yugoslavia), Assen (Belanda), dan Brno (Cekoslovakia).

3 dari 5 halaman

Runner-up Juga Tidak Menang Balapan

Dalam kompetisi itu, Herreros menduduki podium dua di empat seri terakhir. Uniknya, runner-up Stefan Dorflinger juga memiliki rapor sama sepertinya yakni tidak pernah berjaya. Mereka mengungguli rival berkat konsistensi selalu menyelesaikan balapan di papan atas.

Peter Ottl harus menempati posisi tiga meski menang di Hockenheimring, Grobnik, dan Assen. Pasalnya, dia gagal finis di Misano dan Brno. Sementara pemenang di Jerez, Herri Torrontegui, bertengger di urutan empat usai gagal menyelesaikan lomba di Grobnik.

Dengan gelar juara dunia 80cc 1989, Herreros menjadi juara dunia meski hanya dua kali memenangkan balapan sepanjang kariernya, yakni di Jerman 1986 dan San Marino 1987.

4 dari 5 halaman

Kemenangan Dramatis Emilio Alzamora

Juara dunia lain yang meraih gelar tanpa menang balapan adalah Emilio Alzamora. Dia melakukannya di kelas 125cc (kini Moto3) pada 1999.

Kini menjabat sebagai manajer Marc Marquez, Alzamora 10 kali naik podium (dari 16 balapan) untuk merebut titel. Dia hanya gagal melakukannya di Mugello (Italia), Assen (Belanda), Brno (Republik Ceko), Imola (Italia), Phillip Island (Australia), dan Phakisa (Afrika Selatan).

Dengan konsistensi tersebut, Alzamora mengungguli Marco Melandri dan Masao Azuma yang masing-masing berjaya lima kali.

Kemenangannya pun terasa dramatis. Pasalnya, dia hanya memimpin satu angka atas Melandri di klasemen akhir.

5 dari 5 halaman

Menang 4 Kali

Kesuksesan menempati posisi dua pada ajang pamungkas di Oscar Alfredo Galvez (Argentina) cukup baginya untuk menaklukkan Melandri yang memenangkan balapan tersebut.

Di sini Alzamora patut bersyukur atas nasib baik. Sepanjang musim dia hanya sekali gagal finis di Afrika Selatan. Sementara Melandri tidak ikut dua seri pembuka di Sepang (Malaysia) dan Twin Ring Motegi (Jepang) serta juga gagal finis di Jerez (Spanyol) dan Ricardo Tormo (Spanyol).

Total Alzamora memenangkan empat balapan sepanjang karier, yakni Argentina 1995, Belanda 1996, Spanyol 2000, dan Portugal 2000. Seluruhnya dicatat di kelas 125cc meski dirinya sempat bersaing di 250cc pada 1997, 2001, dan 2002.