Sukses

AC Milan Dipermalukan Lille di Liga Europa, Zlatan Ibrahimovic Berang

Zlatan Ibrahimovic tidak menerima kekalahan AC Milan dari Lille. Striker asal Swedia itu tampak kesal ketika diganti di babak kedua.

Liputan6.com, Milan - AC Milan mengakhiri rekor tak terkalahkan dalam 24 pertandingan. Jumat (6/11/2020) dini hari WIB,Rossoneri kalah 0-3 dari Lille pada matchday ketiga Grup H Liga Europa di Stadion San Siro.

Hasil ini membuat AC Milan turun ke posisi dua klasemen sementara Grup H Liga Europa dengan enam poin. Sementara Lille naik ke puncak klasemen dengan tujuh poin.

Yusuf Yazici menjadi mimpi buruk bagi AC Milan. Gelandang Turki itu memborong gol kemenangan Lille di menit ke-22, 55, dan 58.

Dengan tambahan tiga gol ke gawang AC Milan, Yazici kini memimpin daftar pencetak gol terbanyak Liga Europa dengan enam gol.

 

 

Saksikan Video Liga Europa di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Ibrahimovic Kesal

AC Milan mengandalkan Zlatan Ibrahimovic di lini serang. Namun, striker berusia 39 tahun tersebut kemudian digantikan Ante Rebic di menit ke-61.

Seperti dilaporkan Il Corriere dello Spor, Ibrahimovic tampak kesal setelah ditarik keluar. Gerakannya ke arah pelatih Stefano Pioli di bangku cadangan menegaskan bahwa dia sama sekali tak senang, baik untuk hasil maupun untuk kinerja tim.

"Saya tidak mendengar apa yang dia katakan, jelas dia tidak puas dengan penampilannya dan timnya. Kami juga akan tumbuh melalui performa negatif ini," kata Pioli usai pertandingan.

 

 

3 dari 4 halaman

Bermain Buruk

Pioli mengakui AC Milan kurang tajam dalam laga tersebut. "Kami melawan tim yang sangat kuat dan kami menyulitkan diri kami sendiri," ucapnya.

"Kami tidak memulai laga dengan buruk, tetapi saya kira kami seharusnya lebih tajam saat menyerang."

Pioli menambahkan dalam laga itu AC Milan jarang membahayakan gawang Lille. "Kami tidak dapat membuat cukup peluang," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Irama Lille

Pioli juga mengatakan Zlatan Ibrahimovicdan kolega terbawa irama permainan Lille. Alhasil, gawang Gianluigi Donnarumma menjadi korban ketajaman lawan.

"Dengan tim yang kuat menyerang balik, sekali kami tertinggal itu membuat banyak ruang dan akhirnya kami ada di tangan mereka," pungkas Pioli.