Liputan6.com, Jakarta - Memiliki julukan Pele dari Rusia, Eduard Streltsov bukanlah penyerang sembarangan bagi Torpedo Moscow. Gaya bermain yang berlawanan dengan karakter sepak bola tanah kelahirannya membuat namanya mencuat.
Dengan kemampuan mencetak gol tinggi, Streltsov pun mengemban status sebagai pemain terbaik Uni Soviet saat Torpedo berkiprah di Piala Winners 1967/1968.
Baca Juga
Namun, gemerlap kompetisi Eropa jauh berbeda dari nestapa yang dirasakannya beberapa tahun sebelumnya. Sosok kelahiran 21 Juli 1937 itu kehilangan tujuh tahun karier sepak bola karena masuk penjara.
Advertisement
Streltsov dituduh memperkosa. Banyak yang menganggap vonis tersebut memiliki motif politis.
Pada akhirnya menempati posisi empat daftar top skor sepanjang masa Uni Soviet dan menempati posisi tujuh Ballon d'Or 1957, kita hanya bisa berandai-andai seperti apa capaian Streltsov jika dirinya tidak dipenjara.
Saksikan Video Bola Uni Soviet Berikut Ini
Tuduhan Memperkosa
Lahir dan besar di timur Moskow, Eduard Anatolyevich Streltsov bergabung dengan Torpedo di usia 16 tahun. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menarik perhatian.
Streltsov langsung dipercaya tampil membela negara dua tahun kemudian. Dia juga jadi bagian skuat yang memenangkan medali emas di Olimpiade Melbourne 1956.
Namun setelah itu Streltsov terjerat skandal. Dia dituduh memperkosa perempuan bernama Marina Lebedeva jelang Piala Dunia 1958.
Dijanjikan tetap bisa membela timnas jika mengaku, Streltsov akhirnya menurut meski tidak ada bukti kuat. Penuntut pun tidak menepati ikrar. Sistem hukum justru menjerat Streltsov vonis 12 tahun masuk kamp buruh Uni Soviet atau Gulag.
Ditelisik, kasus bermula setahun sebelumnya. Muda, tampan, dan pintar berbusana, Streltsov dikenal sebagai pemikat perempuan. Salah satu yang tertarik dengannya adalah Svetlana Furtseva, putri anggota perempuan pertama Politbiro Ekaterina Furtseva. Politbiro adalah organisasi eksekutif untuk Partai Komunis.
Ekaterina lalu menjodohkan Streltsov dengan Svetlana saat menghadiri pesta di Kremlin, awal 1957. Namun, Streltsov menolak karena sudah bertunangan. Dalam pengaruh alkohol, Streltsov kemudian didengar mempermalukan Svetlana. Perilaku ini jelas mempermalukan Ekaterina yang dekat dengan pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev.
Streltsov memang bertunangan dengan Alla Demenko sebelum mengikuti Olimpiade. Mereka kemudian menikah pada Februari 1957 jelang bergulirnya kompetisi.
Asosiasi Sepak Bola Uni Soviet mengkritik pemilihan waktu upacara tersebut karena dianggap mengganggu. Partai Komunis juga curiga Streltsov bakal membelot ke barat setelah diketahui beberapa klub Prancis dan Swedia ingin menggunakan jasanya.
Propaganda untuk menjelek-jelekan pun dimulai. Sovetsky Sport, koran olahraga resmi pemerintah, mendiskreditkannya setelah mendapat kartu merah pada pertandingan di Odessa, April 1957.
Advertisement
Pengaruh Khrushchev
Sebulan berselang, Streltsov dan anggota timnas diundang menghadiri pesta oleh pejabat militer Eduard Karakhanov.
Seluruh anggota skuat sebenarnya diminta melapor, tapi Streltsov melanggar. Bersama kedua rekannya Mikhail Ogonkov dan Boris Tatushin, tetap datang. Di sana dia bertemu Lebedeva untuk kali pertama. Pada keesokan paginya, ketiga pemain ditangkap karena memperkosa Lebedeva.
Tidak ada bukti kuat peristiwa itu terjadi. Keterangan Lebedeva juga rancu. Namun, banyak yang sadar Streltsov mustahil diselamatkan. Pelatih timnas saat itu Gavriil Kachalin bahkan mengklaim Khrushchev memiliki pengaruh kuat dalam jeratan tersebut, dipicu dendam pribadi Ekaterina.
Dalam persidangan, penuntut tidak memiliki kuat untuk mendukung tuduhan. Sementara Nikita Simonyan, rekan Streltsov di timnas, mengungkap skenario lain. Berbicara pada 2006, dia yakin Streltsov meniduri Lebedeva. Tapi dia ragu apakah eks temannya memperkosa.
Vonis akhirnya dijatuhkan. Demenko langsung menceraikan Streltsov yang menjalani hukuman di kamp buruh. Selain itu, Streltsov juga dilarang kembali terlibat aktivitas sepak bola.
Sementara Ogonkov dan Tatushin menerima sanksi serupa dalam durasi tiga tahun, tapi tidak boleh membela timnas seumur hidup.
Di kamp buruh, Streltsov langsung jadi korban kekerasan. Dia menghabiskan empat bulan di rumah sakit penjara karena menderita berbagai cedera.
Pada saat bersamaan, Uni Soviet terbang ke Swedia untuk mengikuti Piala Dunia. Mereka dikalahkan tuan rumah 0-2 di perempat final, meski sempat menang 6-0 ketika Streltsov melakoni debut internasional pada 1955.
Pengaruh negatif juga dirasakan Torpedo. Usai finis di urutan dua pada 1957, mereka terjerembab ke peringkat tujuh setahun berselang. Kinerja Torpedo kemudian membaik berkat kehadiran Gennadi Gusarov yang mempersembahkangelar ganda berupa juara liga dan piala domestik 1960. Namun, Torpedo kembali melempem setelah Gusarov dijual ke Dynamo Moscow.
Kembalinya Streltsov
Streltsov dibebaskan pada Februari 1963 ketika menjalani lima tahun hukuman. Dia kemudian bekerja di ZiL, pabrik otomotif dan alat berat, sembari belajar teknik mesin.
Namun, Streltsov juga mulai bermain untuk tim pabrik. Kehadirannya menarik perhatian banyak penonton.
Dukungan massa tersebut kemudian berbuah permintaan agar pemerintah mengampuni Streltsov. Momen emas untuk mengajukan penghapusan dosa datang pada Oktober 1964 ketika Leonid Brezhnev menggantikan Khrushchev. Tidak salah, Brezhnev akhirnya mencoret hukuman sebelumnya.
Streltsov akhirnya mendapat izin kembali ke Torpedo sebelum kompetisi 1965 dimulai. Walau kekuatan dan kelincahan berkurang, dia beraksi seakan tidak pernah menghilang.
Pada musim pertamanya Streltsov membantu Torpedo menjuarai liga. Penghargaan lain berupa Pemain Terbaik Uni Soviet 1967 dan 1968 serta Piala Uni Soviet 1968 menyusul.
Juga kembali masuk timnas, dia kemudian pensiun pada 1970. Setelahnya Streltsov sempat menangani berbagai level usia tim Torpedo.
Streltsov meninggal dunia tahun 1990 karena kanker kerongkongan. Enam tahun berselang, namanya diabadikan menjadi markas kebanggaan Torpedo. Sosoknya juga diabadikan lewat patung di luar stadion serta Kompleks Olimpiade Luzhniki.
Advertisement