Liputan6.com, Jakarta - Berkompetisi di cabang olahraga khusus atlet difabel memberi pengalaman sendiri bagi Laura Aurelia Dinda. Ia mengatakan, adanya lomba renang khusus atlet difabel membuat semangat kompetisinya tetap terjaga.
Laura menjadi atlet difabel sejak 2015 akibat terjatuh di kamar mandi. Ia mengaku sempat marah dengan keadaan sebelum kembali menekuni renang, olahraga kesukaannya.
Baca Juga
Namun semua itu berubah ketika ia turun pertama kali sebagai atlet difabel pada cabang renang di peparnas 2016.
Advertisement
"Aku dapat harapan baru, disediakan tempat berkompetisi," katanya dalam acara live streaming Percaya Diri, Berprestasi Tanpa Batas, Kamis (3/12/2020).
Laura mengatakan, meski dikhususkan untuk atlet difabel, spirit kompetisi dalam lomba renang itu tetap terjaga. Hal itulah yang membuatnya terus bersemangat.
Ia mengaku butuh waktu tiga bulan untuk beradaptasi dengan kondisi barunya itu. "Baru benar-benar dapat caranya bisa mengapung tanpa mengeluarkan tenaga berlebihanm" katanya.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini
Turun di Para-PON
Sejak lomba pertamanya itu, Laura aktif turun di cabang renang untuk atlet difabel. Ketekunannya di cabang renang pun perlahan membuahkan prestasi.
Pada para-PON 2016, Laura menyabet dua medali emas dan satu perak. "Yang perak aku nangis karena ekspektasi aku dapat emas," katanya.
Advertisement
ASEAN Paralympic Games 2017
Salah satu prestasi terbesar Laura terjadi pada 2017. Turun di ASEAN Paralmypic Games, Laura meraih dua medali emas.
Laura mengalahkan para pesaingnya pada nomor renang gaya bebas putri 100 meter kategori S6 dan 50 m kategori S5. Ia finis dengan catatan waktu 01:30.77 dan 40.48 detik.