Liputan6.com, Jakarta Manajer Manchester United atau MU, Ole Gunnar Solskjaer, menyambut dukungan tegas dari petinggi klub. Meski begitu dia tidak pernah bisa mengabaikan pentingnya hasil jangka pendek di Old Trafford.
Belum lama ini, Wakil Ketua Eksekutif Manchester United Ed Woodward menyebut tim Solskjaer membuat kemajuan meskipun awal yang bergejolak untuk musim baru.
Baca Juga
Namun, posisi Solskjaer kembali mendapat sorotan setelah MU kalah 1-3 dari Paris St-Germain. Dan, teranyar mereka harus tersingkir di Liga Champions setelah ditaklukkan RB Leipzig, Rabu dinihari kemarin.
Advertisement
“Dari pengalaman saya, dari diskusi saya dengan klub, kami memikirkan jangka panjang,” kata Solskjaer. “Tapi untuk jangka pendek, Anda tidak bisa memikirkan enam pertandingan berikutnya," katanya.
“Ini salah satu musim setelah blip, setelah kekalahan, setelah performa buruk Anda harus kembali ke performa terbaiknya. Kami akan melakukan sebaik yang kami bisa selama kami bisa dan bertahan di sana dan terus naik ke atas," ujar pelatih MU asal Norwegia tersebut.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Dipecat
MU saat ini duduk di urutan keenam klasemen sementara Liga Inggris. Mereka terpaut lima poin dari pemimpin klasemen Tottenham Hotspur tetapi dengan satu pertandingan di tangan.
Jadwal selanjutnya, MU akan bertandang ke West Ham, yang kini diasuh David Moyes, di Stadion London pada Sabtu mendatang. Seperti diketahui, Moyes dipecat dari Old Trafford pada 2014 meski telah bergabung dengan klub dengan kontrak enam tahun.
Advertisement
Tekanan
Dan, sekarang pun Solskjaer harus menerima tekanan untuk meraih sukses. “Anda tidak ingin ada perbedaan karena itu berasal dari semangat yang dimiliki penggemar kami, semangat media tentang kami, sejarah kami, kesuksesan kami," katanya.
"Dan rasa lapar untuk sukses dan tuntutan serta standar yang telah kami tetapkan,” tambahnya.
Bisa Dipecat
Beberapa waktu lalu, eks gelandang Liverpool, Danny Murphy, menyebut kemungkinan Solskjaer dipecat MU masih bisa terjadi. Dengan syarat, juru taktik asal Norwegia tersebut gagal menyelesaikan musim ini tanpa gelar.
"Ini seperti Liverpool," kata Murphy di White and Jordan. "(Jurgen) Klopp mencapai final dan orang-orang menikmatinya, tetapi itu sampai pada suatu titik ketika orang-orang berpikir, 'Ayo, cukup sekarang."
Advertisement