Liputan6.com, Bangkok - Ganda putra Indonesia gagal mengirimkan wakilnya ke final Toyota Thailand Open 2021. Pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang diharapkan merebut gelar juara, justru terhenti di semifinal.
Selain Hendra/Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Indonesia juga mengirim tiga ganda putra muda ke Toyota Thailand Open. Mereka adalah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Pelatih ganda putra PBSI Herry Iman Pierngadi menyatakan penampilan ketiga pasangan pelapis ini cukup baik selama bertanding di Impact Arena, Bangkok. Mereka dinilai punya harapan. Padahal, ini merupakan debut mereka di turnamen level super 1000.
Advertisement
"Mereka pertama kali turun di super 1000, tetapi bisa melawan dan oke mainnya. Jadi di satu sisi, ada harapan dengan tiga pasangan-pasangan muda ini. Mulai kelihatan hasil latihan mereka, bisa bersaing dengan lawan-lawan negara lain juga," kata Herry dalam rilis PBSI yang diterima Liputan6.com, Minggu (24/1/2021).
"Jadi ada dua sisi. Memang satunya gagal, yang satunya ada harapanlah," ucapnya menambahkan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Hasil pertandingan
Pada seri pertama Yonex Thailand Open pekan lalu, Leo/Daniel mampu mengalahkan seniornya, Fajar/Rian di babak kedua 16-21, 21-17, dan 22-20. Sayang, langkah mereka dihentikan oleh Goh V. Shem/Tan Wee Kiong dari Malaysia di semifinal dengan skor 19-21 dan 10 -21.
Sedangkan pada Toyota Thailand Open, di babak pertama Fikri/Bagas menyingkirkan juara All England 2016 Vladimir Ivanon/Ivan Sozonov dari Rusia dengan rubber game 21-15, 16-21, 21-13. Namun pada babak kedua, mereka disingkirkan pasangan jerman Mark Lamsfuss/Marvin Seidel dengan skor 16-21 dan 15-21.
Sementara Pramudya/Yeremia, pada babak pertama Toyota Thailand Open mengalahkan pasangan Prancis, Eloi Adam/Julien Maio, 21-14, 21-16. Kemudian dikalahkan kompatriotnya, Ahsan/Hendra di babak kedua, 18-21, 18-21.
Advertisement
Sesuai harapan
Melihat hasil tersebut, menurut Herry, ketiga pasangan muda binaannya ini sudah menunjukkan hasil latihan yang diharapkan. Apalagi, selama 10 bulan vakum dari pertandingan, mereka telah banyak melakukan sparing dengan para seniornya.
"Itu hasil selama 10 bulan lebih sparing dan latihan bersama dengan pemain-pemain top 10 yang ada di Indonesia. Seperti Kevin/Marcus, Ahsan/Hendra, dan Fajar/Rian," ujar Herry.
"Kan tidak berbeda terlalu jauh dengan negara lain. Menurut saya, kemarin mereka bertanding bisa memberikan hasil latihannya sesuai dengan yang diharapkan," tuturnya.
Â
Pola permainan
Herry menyebut bukan kemenangan yang menjadi tujuan utama dalam debut pertama mereka ini. Setidaknya, pola permainan sudah terbentuk pada ketiga pasangan pelapis.
"Saya sih tidak selalu melihat menang atau kalahnya. Saya melihat cara mereka bermain, pola mereka bermain sudah terbentuk, sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tinggal nanti ditambahin jam pertandingan dan ada beberapa teknik yang harus diperbaiki," papar Herry mengevaluasi.
Â
Advertisement
Menghargai proses
Selama jalannya pertandingan, Herry kerap mengingatkan ketiga pasangan ini untuk menerapkan apa yang sudah dilatih. Sang pelatih ini ingin anak asuhannya agar lebih menghargai proses yang mereka lakukan selama 10 bulan latihan.
"Setiap pasangan saya bilang, kamu main nothing to lose, karena kamu baru pertama kali ikut pertandingan series 1000. Kalau masalah teknik sih tergantung situasi lawannya. Pokoknya yang penting sesuai apa yang kamu latih selama 10 bulan, sesuaikan mainnya seperti itu," kata Herry.
"Garis besarnya sih pola main mereka bisa jalan. Banyak main pola no lob itu sudah jalan. Mereka bisa menerapkan di lapangan saat pertandingan. Walaupun masih turun-naik begitu. Kalah jam terbang lah," pungkasnya.