Liputan6.com, Jakarta - Terpuruk dalam jurang keputusasaan, terbentuk tim penuh semangat yang mampu mendobrak ekspektasi. Sepak bola kerap menghadirkan banyak cerita dengan tema ini.
Salah satu yang paling tenar adalah Leicester City. Berjuang sepanjang musim di papan bawah kasta tertinggi Liga Inggris pada 2014/2015, The Foxes selamat dari degradasi setelah menang tujuh kali di sembilan laga terakhir.
Baca Juga
Jamie Vardy dan kawan-kawan lalu melanjutkan momentum pada edisi berikutnya. Mereka sukses menaklukkan nama-nama besar seperti juara bertahan Chelsea, Manchester City, Arsenal, hingga Manchester United dan jadi juara untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Advertisement
Kisah lain hadir pada pertengahan 1980-an melibatkan Middlesbrough. Capaian mereka memang tidak sebesar Leicester City tiga dekade kemudian. Meski begitu, aksi Boro menciptakan kenangan indah, terutama bagi fans mereka.
Eksistensi Middlesbrough saat itu terancam karena krisis finansial. Stadion kebanggaan, Ayresome Park, bahkan sudah ditutup likuidator. Namun, dari situ lahir tim legendaris. Ini adalah ceritanya:
Saksikan Video Middlesbrough Berikut Ini
Penyelamat Lokal
Dengan hutang sebesar dua juta poundsterling, jumlah yang tinggi pada waktu itu, Departemen Pajak Inggris menyeret Middlesbrough ke pengadilan pada Juli 1986.
Sebulan kemudian stadion milik klub disita dengan manajer Bruce Rioch dan 29 staf dipecat. Sementara nyaris seluruh anggota skuat pindah ke klub baru.
Middlesbrough butuh penyelamat. Beruntung pengusaha lokal bernama Steve Gibson mampu menciptakan konsorsium investor.
Dengan musim baru segera dimulai, Gibson dan koleganya menggelar rapat bersama otoritas kompetisi. Secara dramatis kedua pihak mencapai kesepakatan 10 menit sebelum pendaftaran ditutup.
Middlesbrough selamat. Namun, masalah lebih besar tetap muncul. Mereka harus mengisi tim dengan pemain. Akhirnya starting XI terbentuk mengandalkan pemain lokal yang lahir tidak jauh dari Ayresome Park.
Mengandalkan komposisi seadanya, Middlesbrough mampu mengimbangi Port Vale 2-2 di laga pembuka. Hasil tersebut mengawali performa impresif sembilan pertandingan tidak terkalahkan.
Dalam periode itu Boro mencatat kemenangan meyakinkan atas Wigan Athletic, Bury, dan Rotherham United.
Advertisement
Selebrasi Fans
Laju tidak terkalahkan jadi tren bagi Boro pada musim itu. Salah satunya tidak mencicipi hasil negatif pada 15 partai.
Mereka menutup kampanye dengan mengimbangi Wigan 0-0. Raihan satu angka dari laga ini cukup untuk membawa Middlesbrough promosi ke Divisi II sebagai runner-up dan membuat fans gembira.
Suporter masuk menyerbu lapangan dan berpesta bersama pemain. Sebuah selebrasi ideal mengingat kesulitan klub di awal kampanye.
Jaga Momentum
Middlesbrough melanjutkan momentum pada musim berikutnya. Mereka kembali promosi usai menaklukkan Chelsea pada final play-off.
Setelah hampir tersapu dari peta, Middlesbrough mencapai kasta tertinggi hanya dalam dua musim. Sebuah prestasi fantastis yang sulit terulang. Terlebih mereka melakukannya dengan skuat penuh pemain lokal.
Advertisement