Sukses

Petinggi Bayern Munchen Tertawakan Kontrak Fantastis Lionel Messi

CEO Bayern Munchen, Karl-Heinz Rummenigge, juga mengucapkan selamat kepada Lionel Messi atas kontraknya yang fantastis.

Liputan6.com, Jakarta CEO Bayern Munchen, Karl-Heinz Rummenigge, hanya bisa tertawa melihat bocoran kontrak Lionel Messi. Dia kehabisan kata-kata dan hanya bisa mengucapkan selamat kepada pemain Barcelona itu.

"Saya tertawa...Saya hanya bisa mengucapkan selamat karena dia berhasil mendapatkan kontrak seperti itu," kata Karl-Heinz Rummenigge seperti dilansir dari Marca, Rabu (17/2/2021). 

Beberapa waktu lalu, jagat sepak bola dunia memang dibikin heboh oleh penampakan kontrak Messi di Barcelona. Dalam bocoran yang dilaporkan oleh media asal Spanyol, El Mundo, diketahui bila pemain yang dijuluki La Pulga itu menerima pendapatan kotor mencapai 670 juta USD atau Rp 9,4 Triliun.

Messi dikabarkan menerima gaji 138 juta euro atau Rp 2,4 Triliun per musim. Gaji dalam kontrak bukan aspek satu-satunya. Masih ada elemen-elemen lain yang membuat Messi bertambah kaya. 

"Dalam 10 tahun terakhir, kita semua melakukan kesalahan karena menghabiskan lebih banyak lagi untuk pemain dan agen. Pandemi ini menunjukkan kalau kita perlu mundur dan kembali ke model yang masuk akal. Saya berharap itu memungkinkan, tapi itu tidak akan mudah," beber Rummenigge.

  

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

2 dari 4 halaman

Beban Klub

Kontrak Messi yang bocor ke media tidak hanya memunjukkan betapa kayanya pemain asal Argentina itu. Namun dokumen itu sekaligus menunjukkan beratnya beban yang harus ditanggung Barcelona. Apalagi di era pandemi virus COVID-19 yang telah menghancurkan pemasukan klub-klub profesional. 

Namun tentu bukan hanya Messi dan Barcelona yang merasakan hal ini. Beban yang tidak kalah berat juga bakal ditanggung oleh klub-klub yang memiliki pemain bintang dengan gaji fantastis lainnya.

 

3 dari 4 halaman

Salary Cap

Rummenigge menilai, ada beberapa solusi yang mungkin bisa diambil untuk mengatasi persoalan ini. Salah satunya adalah memunculkan kembali wacana pembatasan gaji atau salary cap bagi pemain. 

"Mungkin ini bukan ide yang bagus, tapi pada tahun 2008, bersama (Michel) Platini sebagai presiden UEFA dan (Gianni) Infantino sebagai sekjen, kami ke Bruseels untuk melihat apakah solusi ini mungkin diterapkan," kata Rummenigge. "Politisi selalu berkata, kami akan melawan hukum Eropa."

"Mungkin sekarang waktu yang tepat untuk mencobanya lagi dan menyempurnakan apa yang sudah kami lakukan dalam 10 tahun terakhir," beber pria berusia 56 tahun itu menambahkan.  

 

4 dari 4 halaman

Format Baru Liga Champions

Selain itu, Rummenigge juga menyinggung tentang rencana UEFA mereformasi ajang Liga Champions.

"Ini akan jauh lebih mengesankan  daripada penyisihan grup saat ini, yang seringkali membosankan," kata Rummenigge. "Akan lebih sulit untuk lolos dan lebih istimewa,"beber Rummenigge.

Â