Liputan6.com, Jakarta - Klasemen Porto Divisao de Elite Serie 1 musim 2016/2017 menunjukkan dominasi Canelas 2010. Mereka menduduki puncak klasemen dengan perolehan 73 angka, unggul 25 poin atas pesaing terdekat SC Rio Tinto.
Berkat capaian tersebut, Canelas 2010 membuka jalan promosi ke Divisi III Liga Portugal.
Sayang ada catatan di balik supremasi Canelas 2010. Mereka bisa meraup banyak angka bukan karena kehebatan di lapangan.
Advertisement
Melainkan berkat keputusan lawan yang mengundurkan diri alias walk out (WO). Mayoritas tim lain memilih tidak bermain saat menghadapi Canelas 2010.
Ini adalah kisah unik sepak bola yang terasa lebih aneh dari fiksi.
Saksikan Video Berikut Ini
CD Candal Jadi Pengecualian
Pergerakan terlihat ketika musim sudah melewati tujuh putaran. Canelas 2010 sebenarnya sudah menunjukkan dominasi dengan memenangkan enam dari tujuh pertandingan awal. Namun, capaian tersebut patut dicurigai.
Pasalnya, peserta lain kemudian mengambil sikap untuk WO saat bertemu Canelas 2010. Mereka mengambil keputusan usai beberapa kali menggelar rapat rahasia.
Pokok pembicaraan adalah intimidasi. Canelas 2010 menggunakan kekerasan dan ancaman kepada lawan serta ofisial. Praktik itu disinyalir biasa mereka lakukan.
Sebab, beberapa pemain Canelas 2010 merupakan anggota kelompok suporter garis keras FC Porto. Sang kapten Fernando Madureira bahkan menjadi pemimpin Super Dragons, grup ultras Porto yang paling ditakuti.
Hanya ada satu klub yang berani melawan, CD Candal. Tidak hanya hadir di lapangan, mereka bahkan menaklukkan Canelas 2010 2-0.
Hasil itu jadi satu-satunya kekalahan Canelas 2010 pada 2016/2017. Sebanyak 16 dari 24 kemenangan yang mereka petik didapat dari WO.
Advertisement
Aksi Kriminal Marco Goncalves
Sebanyak enam tim teratas kemudian melakoni play-off untuk menentukan siapa yang naik kasta. Sistem yang digunakan adalah kompetisi penuh.
Dengan tiket promosi dipertaruhkan, lima tim lain memutuskan bermain. Pada laga ketiga melawan Rio Tinto, salah satu pemain Canelas 2010 Marco Goncalves membuat cerita.
Dia sudah mendapat kartu merah pada menit kedua karena mengasari lawan. Tidak sampai di situ, Goncalves mematahkan hidung wasit setelah menyerangnya menggunakan lutut.
Goncalves kemudian dilarang terlibat sepak bola selama empat setengah tahun. Dia juga dihukum penjara 11 bulan. Canelas turut memberikan sanksi dengan memecatnya.
Pertandingan sendiri dihentikan dengan Rio Tinto ditetapkan sebagai pemenang lewat skor 3-0. Namun, mereka memboikot pertemuan kedua melawan Canelas 2010.
Tetap Promosi
Keputusan itulah yang mendorong Canelas 2010 ke posisi pertama klasemen akhir dan mendapat jatah promosi.
Mereka hanya semusim berada di Divisi III karena langsung terdegrasi. Namun, Canelas 2010 kembali naik kasta pada 2018/2019. Mereka berada di sana hingga sekarang.
Advertisement