Liputan6.com, Jakarta - Kecil kemungkinan pemerhati sepak bola modern pernah mengenal FC Corvinul Hunedoara, apalagi orang awam. Selain sudah punah, mereka jarang tampil di kasta tertinggi serta datang dari negara yang sempat menutup diri karena pemerintahan komunis.
Meski begitu, Corvinul Hunedoara pernah menggoreskan nama di pentas Eropa berkat kontribusi salah satu nama besar di sepak bola Rumania.
Mircea Lucescu hingga kini merupakan salah satu nama paling berpengaruh karena pernah menangani klub-klub besar seperti Inter Milan, Galatasaray, Shakhtar Donetsk, Dynamo Kiev, serta timnas Rumania dan Turki.
Advertisement
Namun, reputasi tersebut membuat karier bermainnya kerap dilupakan. Sebagai pemain sayap kanan di Dinamo Bucharest, Lucescu menjadi kapten termuda Rumania di Piala Dunia 1970.
Namun, bencana alam mengubah jalan kariernya. Gempa bumi magnitudo 7,2 mengguncang Rumania pada Maret 1977. Bangunan rubuh dan menewaskan lebih dari 1.400 jiwa penduduk Bucharest.
Istri Lucescu trauma dengan peristiwa ini. Dia ingin segera meninggalkan ibu kota karena khawatir gempa susulan.
Lucescu menuruti permintaan sang istri dan mengakhiri asosiasi bersama Dinamo setelah 12 tahun. Dia pindah ke Hunedoara, kota penghasil baja di pinggiran Transylvania, untuk membela Corvinul.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Berikut Ini
Mulai Melatih
Lucescu saat itu sudah berusia 31 tahun. Namun, dia masih bisa berkontribusi bagi tim. Tidak hanya itu, Lucescu juga mulai belajar untuk mengisi peran selanjutnya setelah gantung sepatu. Setelah dua musim, dia dipercaya menjabat pemain dan pelatih.
Pengaruh Lucescu membuat Corvinul mantap di kasta tertinggi. Berbekal pengetahuan taktik, dia memoles talenta lokal yang kemudian menjadi anggota timnas. Daftarnya mencakup Michael Klein, Ioan Andone, Mircea Rednic, Dorin Mateut, dan Romulus Gabor.
Ditambah koneksinya, Lucescu juga membujuk dua eks rekannya di Dinamo, Radu Nunweiler dan Florea Dumitrache, untuk menutup karier bersama Corvinul.
Advertisement
Lolos Piala UEFA
Performa Corvinul terus meningkat seiring berjalan waktu. Puncaknya pada musim 1981/1982. Dinamo merebut gelar, tapi Corvinul unggul selisih gol atas Olt Scornicesti untuk menduduki posisi tiga sekaligus tiket terakhir Rumania menuju Piala UEFA.
Hunedoara pun merasakan sepak bola Eropa untuk pertama kalinya. Mereka dipasangkan dengan wakil Austria Grazer AK di babak pertama.
Usai bermain 1-1 di kandang lawan, Corvinul berjaya 3-0 pada leg kedua dan melaju ke putaran selanjutnya.
Tantangan lebih berat hadir berupa FK Sarajevo asal Yugoslavia. Memimpin 4-2, Corvinul hampir mencetak gol kelima yang akan memperbesar peluang lolos. Namun mereka justru kebobolan dua kali lagi.
Hasil itu jadi pukulan telak. Mereka pun tidak berdaya di laga kedua dan tumbang 0-4.
Kampanye Tunggal
Musim 1982/1983 jadi kampanye tunggal Corvinul di Eropa. Kinerja tim setelah itu menurun setelah para veteran pensiun, dengan Lucescu dan rombongan pemain muda pindah ke Dinamo.
Corvinul masih mampu berkutat di papan tengah Liga Rumania sampai akhirnya terdegradasi pada 1992. Setelah itu klub bubar pada 2004 karena terlilit hutang.
Advertisement