Sukses

PBSI: Tidak Bertanding Jadi Cara Bikin Indonesia Tak Bisa Juara All England

Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna menyatakan untuk membuat Indonesia tidak bisa menjadi juara All England adalah tidak usah bertanding.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna mengatakan tim Indonesia adalah salah satu kandidat juara di All England 2021. Pasalnya, Kevin Sanjaya Sukamuljo / Marcus Fernaldi Gideon dan kawan-kawan dalam kondisi siap tempur menghadapi turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat wakil Indonesia lolos ke babak kedua All England. Mereka ialah tunggal putra Jonatan Christie, ganda putra Hendra Setiawan / Mohammad Ahsan, serta Kevin Sanjaya Sukamuljo / Marcues Fernaldi Gideon, dan ganda putri Greysia Polii / Apriyani Rahayu.

Sementara tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, juara bertahan ganda campuran Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti, dan ganda putra Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto belum bertanding. Namun, semua wakil Indonesia itu tidak bisa melanjutkan pertandingan karena telah dipaksa mundur.

Keputusan mundur itu keluar setelah setelah tim Indonesia dianggap satu pesawat dengan orang yang positif Covid-19. Ini terjadi dalam penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu, 13 Maret lalu.

Firman sangat kecewa dengan keputusan itu. Dia menyebut kabar tersebut bagaikan dirinya disambar geledek. Bahkan, menurut dia, kondisi ini ini sebagai cara untuk menjegal tim Indonesia meraih gelar juara di All England.

 

 

Saksikan Video All England di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Komentar Ketum PBSI

"Dengan persiapan kami sekarang, dengan kondisi yang ada di PBSI saat ini. Memang salah satu jalan untuk membuat Indonesia tidak bisa menjadi juara adalah dengan tidak usah bertanding," kata Firman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/3/2021).

"Karena kalau bertanding, kita memang pemain yang sangat berbahaya. Kita adalah kandidat juara salah satu yang paling kuat dan sudah mengalahkan Inggris," lanjutnya.

 

3 dari 4 halaman

Keputusan aneh

Firman juga mempertanyakan isolasi mandiri yang harus dilakukan tim Indonesia usai dipaksa mundur dari All England. "Betapa anehnya kita yang sudah divaksin tiba-tiba bukan saja tidak boleh bertanding, tapi juga diminta untuk dilakukan isolasi 10 hari," ujarnya.

"Saya kurang paham apakah ini diskriminasi atau tidak. Sudah tidak boleh bertanding, ya sudah kami pulang saja kalau begitu...kan itu seharusnya yang dilakukan."

 

4 dari 4 halaman

Juara tertunda

"Kami menyampaikan kekecewaan yang besar, tetapi di saat yang sama kami juga paham ini karena antara lain potensi dan kemampuan tim bulu tangkis Indonesia yang ada dalam kondisi terbaiknya saat ini," ucap Firman menambahkan.

"Kita tetap akan terus berjuang siapa tahu ada ruang yang masih terbuka bagi kita untuk terus melanjutkan pertandingan. Tapi jika tidak, kita tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda," ujarnya.