Liputan6.com, Jakarta Lama tak terdengar, sosok mantan presiden FIFA, Sepp Blatter bakal semakin tenggelam di sepak bola dunia. Pernah menjadi sosok paling berpengaruh di induk olahraga paling populer se-jagat itu, Blatter harus menerima kenyataan pahit, tidak boleh beraktivitas di sepak bola selama enam tahun ke depan.Â
Sanksi ini dijatuhkan oleh Komisi Etik FIFA terkait sejumlah pelanggaran kode etik yang dilakukan Blatter selama menjabat sebagai ketua, termasuk di antaranya pemberian bonus bagi pejabat tinggi.Â
"Penyelidikan terhadap Messrs Blatter dan [Jerome] Valcke mencakup berbagai tuduhan, khususnya mengenai pembayaran bonus sehubungan dengan kompetisi FIFA yang dibayarkan kepada pejabat manajemen FIFA, berbagai amandemen dan perpanjangan kontrak kerja, serta penggantian biaya hukum dalam kasus Tuan Valcke yang dibebankan kepada FIFA," bunyi pernyataan resmi FIFA.
Advertisement
Blatter dan Valcke dipastikan tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola hingga 2028 mendatang. Keduanya juga dijatuhi denda masing-masing sebesar 1 juta swiss franc atau setara Rp15,4 Miliar.Â
Â
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Mundur dari FIFA
Blatter mengundurkan diri dari jabatannya sejak tahun 2015 lalu akibat skandal korupsi yang melilit induk olahraga sepak bola dunia tersebut. Padahal saat itu, Blatter baru saja memenangkan pemilihan presiden baru setelah berhasil meyingkirkan kandidat lain, yakni Prince Ali bin Hussein.
Selain sanksi dari komite etik, Blatter juga diduga masih punya banyak 'dosa' lainnya di FIFA. Salah satunya adalah terkait pengelolaan museum sepak bola yang terletak di Zurich, Swiss.Â
Â
Advertisement
Pengelolaan Museum
Menurut FIFA seperti dilansir dari rnz mengutip BBC, kepengurusan Blatter telah menghabiskan dana sebesar 500 juta Swiss Franc untuk merenovasi gedung yang sama sekali bukan milik FIFA. Selain itu, perjanjian kontrak jangka panjang yang ditandatangani sama sekali tidak menguntungkan.
"Mengingat besarnya biaya terkait dengan museum ini, serta cara kerja umum manajemen FIFA sebelumnya, audit forensik dilakukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sini," kata Alasdair Bell, Wakil Sekretaris Jenderal (Administrasi) FIFA dalam keterangannya.
"Audit tersebut mengungkapkan berbagai keadaan mencurigakan dan kegagalan manajemen, beberapa di antaranya mungkin bersifat kriminal dan perlu diselidiki dengan benar oleh otoritas terkait."
Â
Blatter Dilaporkan
Untuk mengungkap lebih jauh kecurigaan ini, FIFA pun memutuskan menempuh jalur hukum. Mereka melaporkan Blatter dan temuan tersebut kepada kejaksaan di Zurich agar ditindaklanjuti lebih jauh.
Dalam pernyataannya, FIFA mengaku akan terus bekerjasama dengan berbagai pihak berwenang di Swiss maupun tempat lain untuk mengungkap keboborkan yang selama ini menggerogoti FIFA. Mereka ingin pihak-pihak yang terlibat di dalamnya bisa segera mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Advertisement