Sukses

Sempat Dilarang Bertanding, Petinju Berhijab Amaiya Zafar Tatap Olimpiade 2024

Amaiya Zafar sempat didiskualifikasi dari pertandingan tinju gara-gara menolak melepas hijab dan berpakaian lebih terbuka.

Liputan6.com, Jakarta Perjalanan Amaiya Zafar dalam mewujudkan mimpinya sebagai petinju sukses masih terbilang panjang. Namun ada satu kemenangan penting yang telah diraih oleh wanita Muslim tersebut. 

Zafar berasal dari Oakdale, Minnesota, Amerika Serikat. Tidak seperti wanita pada umumnya, Zafar yang berusia 18 tahun menyukai olahraga beresiko yang lebih lekat dengan pria; tinju! 

Sejak usia 13 tahun Zafar telah menekuni olahraga adu jotos tersebut. Dia juga sudah berulang kali tampil di berbagai kejuaraan. Namun impiannya untuk melangkah lebih jauh ke pentas internasional sempat mengalami kendala akibat pilihannya untuk tetap mempertahankan keyakinannya.

Dia menolak untuk melepas hijab yang dikenakannya saat bertanding. Akibatnya pada tahun 2006, Zafar sempat didiskualifikasi dari pertandingan gara-gara kostum yang dikenakannya. Saat itu, Zafar memilih tampil tertutup dengan mengenakan jersey lengan panjang, legging di bawah celana pendek, dan hijab. Namun pihak penyelenggar menganggap busana seperti itu membahayakan. 

Zafar tidak tinggal diam. Dia kemudian kemudian menggugat kebijakan tersebut. Dan pertarungan melelahkan di luar ring tinju itu berhasil dimenangkannya. Seperti dilansir dari DW.com, otoritas tinju amatir di Amerika Serikat akhirnya mengizinkan petinju mengenakan hijab untuk tampil. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

2 dari 3 halaman

Aturan Berubah

Zafar menjadi wanita muslim berhijab pertama yang diizinkan bertinju di AS pada April 2017. Sejak saat itu, dia berhasil memenangkan berbagai kejuaraan, termasuk gelar juara kelas ringan di kejuaraan Sugar Bert National Boxing Championship di Orlando, Florida, 2018--ajang yang dua tahun sebelumnya sempat mendiskualifikasi Zafar karena menolak melepas hijab-nya.  

Dia juga berhasil menjuarai Ringside World Championship di Kansas City dan berharap mampu menembus babak kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Sayang, impiannya pupus karena Asosiasi Olahraga Tinju Amatir Dunia (AIBA) saat itu masih melarangan penggunaan hijab. Larangan in baru dicabut pada tahun 2019, lewat rapat Komite Eksekutif AIBA di Istanbul, Turki. 

“Hijab atau penutup kepala bisa dipakai oleh setiap atlet wanita, jika mereka mau, dengan alasan agama," demikian bunyi pernyataan resmi AIBA kala itu.

 

 

3 dari 3 halaman

Tatap Olimpiade 2024

Dengan kebijakan baru ini, kejadian yang menimpa Zafar di Bert Tournament di Kissimmee, Florida, 2016 lalu tidak akan terjadi lagi. Wanita-wanita muslim yang ingin tetap mengenakan pakaian tertutup, termasuk mengenakan hijab saat bertanding di atas ring, saat ini sudah diizinkan. 

"Saya sangat senang. Saya tidak menyangka ini bakal terjadi," kata Zafar kepada DW.com.

"Selama ini saya terus berlatih sembari menunggu ada perubahan, tapi semua orang mengatakan hal itu tidak akan terjadi. Jadi saya berdoa berharap aturan itu bisa berubah. Saat saya mendengar kabar itu dari orang-orang, saya merasa sangat senang sekali," beber Zafar menambahkan. 

Berkat aturan baru ini, Zafar pun bisa mengejar mimpinnya untuk tampil di Olimpiade 2024. 

Zafar boleh saja kalah dalam pertandingan yang dilalui. Namun dia telah mencetak satu kemenangan besar dengan membuka pintu bagi petinju wanita Muslim AS lainnya untuk bertanding tanpa perlu mengorbankan kepercayaan dan keyakinan terhadap agama yang mereka pilih. 

Â