Liputan6.com, Jakarta - Selalu ada penjahat di sepak bola. Di Skotlandia, nama Bill Hiddleston layak dikedepankan. Berkat kepemimpinannya, klub sarat sejarah menjadi punah.
Di balik kesuksesan Glasgow berkat sepak terjang Rangers dan Celtic, ibu kota Skotlandia itu juga memiliki Third Lanark. Berdiri pada 1872, mereka memainkan peran besar dalam terciptanya kompetisi domestik resmi. Third Lanark juga jadi salah satu klub Skotlandia yang menjalani tur ke Eropa dan Amerika Serikat.
Kesuksesan mereka petik di lapangan. Third Lanark merebut gelar liga dan dua titel Piala Skotlandia. Â
Advertisement
Meski kerap naik turun kasta, mereka tetap disegani karena memainkan sepak bola menyerang dan menghibur. Salah satu buktinya terjadi pada 1960/1961.
Third Lanark mencetak 100 gol di divisi tertinggi untuk menempati peringkat tiga klasemen akhir. Sayang, itu jadi momen terakhir suporter bisa berpesta.
Saksikan Video Berikut Ini
Mengecat Bola agar Terlihat Baru
Hiddleston menguasai mayoritas saham klub pada 1962. Dia menunjukkan perilaku sesuai stereotip negatif pengusaha kotor: berpostur gemuk, merokok cerutu, bersikap bombastis, picik, rakus, korup, dan punya ego besar.
Suporter semula memiliki harapan tinggi ketika Hiddleston mendanai pembangunan tribun baru di Stadion Cathkin Park. Namun, konstruksi itu ternyata memiliki maksud terselubung.
Hiddleston ingin membuat klub bangkrut sehingga bisa menjual tanah di lokasi Cathkin Park. Setelah itu, dia juga menguras kas klub.
Pemain dibayar menggunakan pemasukan dari penjualan tiket. Dia juga tidak mengurus pemeliharaan Cathkin Park. Tim tamu bahkan dilaporkan sampai membawa sabun dan bohlam sendiri untuk kamar ganti.
Ulah lain adalah Hiddleston mengecat bola lama. Dia menerapkan kebijakan ini demi mengakali peraturan dari liga agar tuan rumah menyediakan bola baru. Akibatnya pemain mesti menggunakan minyak kusam saat mandi, agar bekas cat yang ada di tubuh karena terkena bola menghilang.
Â
Advertisement
Selamat dari Hukum Duniawi
Terdegradasi dari Divisi Utama Skotlandia pada 1965 karena hanya meraih tiga kemenangan, Third Lanark masih bisa berkompetisi selama dua musim. Mereka tumbang 1-5 dari Dumbarton pada laga terakhir, 28 April 1967. Beberapa pekan kemudian klub dinyatakan bangkrut dengan hutang puluhan ribu poundsterling.
Dewan Dagang menggelar investigasi dan menyebut empat direktur sebagai biang keladi. Mereka juga merekomendasikan polisi untuk menyelidiki Hiddleston atas tindakan kriminal.
Hiddleston diketahui sudah menjual Cathkin Park kepada pengembang untuk membangun perumahan. Namun, izin ditolak dan Cathkin Park kembali menjadi milik publik.
Pada akhirnya Hiddleston selamat dari jeratan hukum. Namun takdir lain menanti. Dia meninggal akibat serangan jantung, tujuh bulan selepas laga terakhir Third Lanark.
Â
Hidupkan Kembali
Hilangnya Third Lanark merupakan pukulan telak bagi sepak bola Skotlandia. Klub menempati peringkat 11 klasemen sepanjang masa ketika divonis bangkrut pada 1967.
Sayang kepergian mereka tidak terlalu dipikirkan. Pasalnya, perhatian media dan publik lebih tertuju ke Rangers dan Celtic yang lolos ke final kompetisi Eropa pada saat bersamaan.
Sejak itu, sudah ada berbagai upaya untuk menghidupkan kembali Third Lanark. Mantan pemain dan pihak yang sempat terlibat dengan klub di masa lalu berkolaborasi mendirikan klub baru bernama sama. Misi mereka adalah memulihkan reputasi klub serta membuat Cathkin Park kembali menggelar laga profesional.
Advertisement