Sukses

Semifinal Chelsea vs Real Madrid Terancam Batal Digelar, UEFA Masih Bingung

Semifinal Liga Champions antara Real Madrid lawan Chelsea terancam tak dilanjutkan. Tapi, ada soal kesepakatan penyiaran.

Liputan6.com, Jakarta Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengungkapkan ada kemungkinan kecil bahwa semifinal Liga Champions antara Real Madrid lawan Chelsea pekan depan tidak dapat dilanjutkan. Ini sebagai hukuman atas peran mereka di Liga Super Eropa atau European Super League.

Real Madrid dan Chelsea sama-sama menjadi bagian dari 'Dirty Dozen', 12 klub raksasa Eropa yang mengumumkan niat mereka untuk membentuk kompetisi terpisah pada Minggu malam lalu.

Namun, munculnya protes keras dari penggemar, pemain, manajer dan pakar menyebabkan gagasan itu runtuh. Bahkan, pendirinya, Presiden Juventus Andrea Agnelli, mengakui proyek itu hancur pada hari Rabu setelah keenam klub Liga Inggris keluar.

Tiga dari 12 - Chelsea, Manchester City dan Real Madrid - masih di Liga Champions sementara Arsenal dan Manchester United berlaga di semifinal Liga Europa.

Salah satu opsi yang dikedepankan adalah klub-klub yang masih terlibat dalam kompetisi klub andalan UEFA bisa didiskualifikasi. Apalagi Real Madrid belum resmi mundur dari Liga Super.

Simak Video Menarik Berikut Ini

2 dari 5 halaman

Hak Siar

Ceferin, yang menyebut kelompok yang memisahkan diri itu 'ular', 'sombong' dan 'serakah' selama beberapa hari terakhir, telah mengakui ada kemungkinan semifinal tidak akan dilanjutkan. Tapi, soal kesepakatan penyiaran membuatnya hukuman itu tidak mungkin diberlakukan.

"Kuncinya adalah musim ini sudah dimulai, jadi yang memiliki hak siar akan mendatangi kami untuk meminta ganti rugi jika kami tidak bermain di semifinal," katanya di saluran TV Slovenia, 24UR.

3 dari 5 halaman

Bertahan

Jadi, ada kemungkinan relatif kecil bahwa pertandingan ini tidak dimainkan minggu depan. Tapi, keadaan bisa sedikit berbeda di masa depan.

Ketika ditanya tentang kemarahan presiden Real Madrid Florentino Perez pada Rabu malam, di mana dia mengatakan dia tidak akan pernah menginginkan presiden UEFA seperti Ceferin, pria Slovenia itu menjawab: `` Yah, itu lebih mendorong saya untuk bertahan.

4 dari 5 halaman

Tak Mau Mundur

"Dia menginginkan seorang presiden yang mematuhi apa pun yang dia katakan, yang mendengarkan dia dan yang melakukan apa yang dia pikirkan. Saya melakukan apa yang menurut saya bagus untuk sepak bola Eropa dan dunia," kata Ceferin.

Perez menolak untuk mundur dalam pembelaannya atas proyek Liga Super yang membawa malapetaka. Dan, menegaskan siapa pun yang menganggap proyek itu mati sepenuhnya salah.

5 dari 5 halaman

Kampanye Kotor

Dalam sebuah wawancara dengan Manu Carreno dari El Larguero, Perez, yang juga presiden Liga Super, mengklaim kampanye kotor dibuat untuk menentang rencana tersebut setelah reaksi keras di seluruh Eropa.

'Saya agak sedih, kecewa, dia memulai. Kami telah mengerjakan proyek ini selama tiga tahun, untuk melawan situasi keuangan saat ini di sepak bola Spanyol. Mudah dimengerti - Anda tidak bisa menyentuh LaLiga, jadi Anda mencari lebih banyak uang pada pertengahan minggu," ujarnya.

"Liga itu suci. Yang bisa kami ubah adalah pertandingan tengah pekan. Liga Champions sudah usang - hanya menarik sejak perempat final dan seterusnya. Di antara 12 tim kami kehilangan € 650 juta musim lalu. Musim ini dua atau tiga kali lagi. Format ini jelas tidak berfungsi," kata Perez,