Sukses

Bola Ganjil: Angkat Harkat J-League, Kontribusi Gary Lineker Bukan dari Lapangan

Gary Lineker pindah ke Jepang untuk membela Nagoya Grampus Eight pada awal J-League.

Liputan6.com, Jakarta - Beban hutang menjerat Tottenham Hotspur di awal 1990-an. Klub London Utara itu terpaksa menjual aset demi menyeimbangkan neraca keuangan.

Paul Gascoigne dan Gary Lineker jadi tumbal. Gascoigne dilepas ke klub Liga Italia Lazio dengan Lineker mempertimbangkan opsi pindah ke Jepang.

Sementara sang striker menjalani negosiasi dengan Nagoya Grampus Eight yang disokong raksasa otomotif Toyota. Grampus Eight tertarik mendatangkan eks penyerang Barcelona itu untuk menunjukkan niat menjadi juara.

Sementara Lineker ingin jadi bagian proyek ambisius Jepang untuk meningkatkan kualitas sepak bola setempat. J-League terbentuk pada 1992 dan bergulir setahun kemudian.

Akhir November 1991, kesepakatan transfer Lineker pun tercapai. Dia bakal bergabung setelah membela Tottenham di akhir musim.

Saksikan Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Pendapatan Berlimpah

Kantong Lineker membesar berkat kepindahan ini. Dia dilaporkan mendapatkan 2,3 juta poundsterling, tiga kali lipat dari gaji sebelumnya, untuk kontrak selama dua tahun.

Lineker juga berpotensi mendapat pemasukan ekstra hasil kegiatan promosional dan komersial klub. "Ini petualangan yang saya suka. Tentu saya mendapat uang, tapi itu masalah personal. Saya tidak akan membicarakannya karena saya tidak pernah menanyakan upah seseorang," ujar Lineker ketika itu.

Dengan musim debut J-League resmi bergulir Mei 1993, Lineker semestinya tiba beberapa bulan sebelumnya untuk mempersiapkan diri. Namun dia terlambat bergabung karena ingin membela Timnas Inggris di kualifikasi Piala Dunia.

Meski begitu, sosok kelahiran Leicester ini tetap tampil pada laga pembuka melawan Kashima Antlers. Grampus Eight tumbang 0-5.

3 dari 4 halaman

Gagal Adaptasi dan Cedera

Memasuki Juni, Lineker baru mencetak satu gol di lima pertandingan. Dia menyebut perbedaan bahasa sebagai masalah terbesar. Lineker sulit berkomunikasi dengan rekan setim.

Pelatih Grampus Eight Ryuzo Hiraki dan mayoritas pemain lain ikut belajar bahasa Inggris untuk membantunya beradaptasi. Namun, usaha tersebut tidak berpengaruh banyak karena Lineker lama menghilang akibat cedera. Dalam dua musim dia cuma mencetak delapan gol dari 24 pertandingan di seluruh kompetisi.

Meski begitu, reputasi Lineker tetap besar di kampung halaman. Middlesbrough dilaporkan tertarik menggunakan jasanya untuk membantu tim promosi ke Premier League. Southampton juga berminat.

Namun, Lineker memutuskan pensiun setelah kontraknya dengan Grampus Eight habis. Dia meninggalkan lapangan sepak bola di usia 33 tahun pada September 1994.

4 dari 4 halaman

Kontribusi Lineker

Walau kontribusinya di lapangan tidak besar, Lineker tetap mendapat penghargaan dari operator J-League. Dia dianggap berperan meningkatkan popularitas kompetisi

Bersama Lineker, Grampus Eight hanya satu setrip di atas dasar klasemen. Tapi, stadion hampir selalu penuh.

Peruntungan klub baru berubah ketika pria asal Prancis bernama Arsene Wenger datang tidak lama berselang. Bersamanya Grampus Eight memenangkan Piala Kaisar dan menjadi runner-up J-League 1996.