Sukses

Bryan Robson dan 'Neraka' Turki

Mantan bintang Manchester United Bryan Robson menceritakan pengalamannya ‘mengerikan’ saat melawat ke Turki untuk melawan Galatasaray di putaran kedua Liga Champions 1993-1994.

Liputan6.com, Manchester: Istanbul, Turki memang kota yang indah, akan tetapi tidak untuk mantan pemain bintang Manchester United Bryan Robson yang membela MU mulai 1981 hingga 1994. Bagi mantan pesepakbola yang kinin berusia 55 tahun ini, Istanbul merupakan mimpi buruk baginya.

Pasalnya, di putaran kedua penyisihan Liga Champions musim 1993-1994 bersama MU, Robson melawat ke Istanbul untuk menantang Galatasaray. Namun, bukannya mendapat sambutan hangat, skuad The Red Devils, sebutan untuk MU, mendapat sambutan yang sangat buruk dari suporter Galatasaray.

“Tempat itu merupakan salah satu tempat dengan tingkat intimidasi yang kuat,” ujar mantan pemain tengah yang memiliki panggilan Robbo ini. “Para suporter lawan akan melakukan apa pun agar anda tidak dapat beristirahat,” Robson menjelaskan.

“Ketika anda memasuki stadion, poster yang akan anda lihat pertama kali adalah poster raksasa bertuliskan ‘Selamat datang di neraka’. Bahkan, ballboy pun menendang bola untuk membuang waktu,” Robson melanjutkan.

Bahkan, legenda MU Eric Cantona pun mendapat masalah dengan polisi Turki. Cantona mendapat pukulan dari sang polisi saat dia menuju kamar ganti.  “Emosi Eric (Cantona) terpancing saat seseorang membuang bola. Wasit mengganjarnya dengan kartu merah dan saya dapat melihat dia sudah tidak dapat menahan emosinya,” imbuh Robson.

“Saya menahannya dan membawanya berjalan melewati lorong. Tiba-tiba polisi yang mengawal kami memukul Eric di bagian belakang kepalanya. Itu adalah salah satu perjalan terpenting untuk saya,” ungkap Robson.

Di Istanbul pula Robson mendapat enam jahitan setelah terkena tameng milik polisi. Bahkan paul Parker dan Gary Pallister mendapatkan ancaman pembunuhan dari suporter fanatik Galatasaray. Mantan bek tengah MU Steve Bruce pun hampir terkena lemparan bata, dan sebanyak 164 suporter MU harus mendekan di penjara tanpa makanan dan minuman setelah mereka tiba di Turki.

Oleh karena itu, lawatan MU ke Istanbul di Liga Champions musim ini bakal menjadi lawatan yang cukup berat, apabila berkaca dari cerita Robson. Namun, MU tidak perlu bermain ngotot, sebab telah berhasil lolos ke fase knock-out setelah mengumpulkan 12 poin, hasil dari empat kali kemenangan dan menjadi juara Grup H. Sementara Galatasaray harus meraih poin penuh guna menjaga peluang lolos ke babak knock-out. (GAN/The Sun)
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.