Sukses

Bola Ganjil: Pengingat Kekejian Mafia di Kota Kecil Italia

Simak cerita di balik keputusan Cavese menggunakan nama Simonetta Lamberti untuk stadion.

Liputan6.com, Jakarta - Klub sepak bola mengabadikan para tokoh dengan menggunakan identitas mereka sebagai nama lokasi. Mulai jalan, stadion, hingga lapangan latihan.

Napoli melakukannya setelah sang legenda Diego Maradona meninggal dunia tahun lalu. Mereka mengubah nama Stadio San Paolo menjadi sang jenius asal Argentina tersebut.

Klub memilih para sosok datang dari berbagai bidang, tidak melulu yang memainkan peran bagi mereka.

Cavese jadi salah satu contoh. Klub yang berkompetisi di Serie C itu menamakan markas tim Stadio Simonetta Lamberti.

Aquilotti mengambil kebijakan sebagai dedikasi bagi Simonetta yang mengalami nasib tragis. Ini adalah kisahnya.

Saksikan Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Salah Sasaran

Pada 1982, remaja berusia 11 tahun di Cava de’ Tirreni, Campania, tewas tidak sengaja menyusul serangan mafia. Target mereka sebenarnya adalah Alfonso Lamberti, seorang jaksa yang berniat menyeret mereka ke hadapan hukum.

Namun mafia salah sasaran. Justru Simonetta yang tertembak dalam perjalanan ke rumah dari pantai.

Kematian Simonetta jadi simbol kesedihan luar biasa yang disebabkan aktivitas mafia. Cavese mewakili komunitas Cava de’ Tirreni menggunakan namanya agar tidak lupa kekejian organisasi kejahatan itu.

3 dari 3 halaman

Capaian Cavese

Stadio Simonetta Lamberti bisa menampung 12 ribu orang dan mulai digunakan tahun 1969. Sayang lokasi ini belum menyaksikan tim kesayangan mencapai level tertinggi kasta sepak bola Italia.

Maksimal mencapai Serie B pada 1984, Cavese sudah mengoleksi dua gelar sepanjang sejarah. Klub yang beberapa kali mengalami reinkarnasi itu menjadi juara Serie D 2003 dan Supercoppa di Serie C 2006.