Liputan6.com, Jakarta Guru seharusnya menjadi panutan. Namun tidak dengan yang satu ini. Kemarahannya atas kegagalan Manchester United atau MU di final Liga Europa 2020/21 dilampiaskan dengan cara yang tidak pantas.Â
Marcus Rashford yang menjadi sasaran kemarahannya. Kepada pemain timnas Inggris itu, dia menumpahkan kekesalannya dengan nada yang mengarah kepada penghinaan rasial.Â
Baca Juga
"Setidaknya ada 70 penghinaan yang saya terima lewat pesan di media sosial," tulis Rashford.Â
Advertisement
"Buat kalian yang berusaha membuat perasaan saya lebih buruk dari yang saya rasakan saat ini, selamat mencobat," beber Rahsford melalui akun Twitter-nya seperti dilansir dari Metro.co.uk.Â
"Saya lebih marah karena salah satu pelaku yang meninggalkan setumpuk emoji monyet di DM saya adalah seorang guru matematika dengan profil terbuka. Dia mengajari anak-anak !! Dan tahu bahwa dia dapat dengan bebas melakukan pelecehan ras tanpa konsekuensi," kata Rashford menambahkan.Â
Rashford merupakan pemain yang paling banyak dikritik atas kegagalan MU di final Liga Europa 2020/21. Pada laga yang berlangsung di Gdansk, Portugal itu, pasukan Ole Gunnar Solskjaer dipaksa menyerah 10-11 lewat adu penalti setelah bermain imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu usai.Â
Â
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Tampil Sejak Menit Pertama
Dalam laga ini, Rashford tampil sejak menit pertama. Dan menurut sejumlah pengamat, itu merupakan penampilan terburuk Rashford sepanjang kariernya. Setelah pertandingan, Rashford menyatakan bahwa kegagalan MU di ajang Premier League maupun di Liga Europa bukan berarti apa-apa.Â
Â
Advertisement
Komentar Rashford
"Di liga kami finis kedua. Kedua tidak berarti apa-apa," kata Rashford kepada BT Sport
'Manchester City memenangkan liga, kami finis kedua, itu tidak berarti apa-apa. Villarreal memenangkan Liga Europa, kami finis kedua, bagi kami itu tidak ada artinya," beber Rashford.
"Saya tidak ingin dengar 'mereka begitu dekat '. Itu bukan apa-apa. Ada satu pemenang dan satu pecundang dan hari ini kami kalah. Kami harus cari tahu kenapa dan memastikan lain kali tidak kalah."