Sukses

25 Juni 1950: Tim Sepak Bola AS Kalahkan Inggris di Laga Piala Dunia

Pada 25 Juni 1950, tim sepak bola AS berhasil mengalahkan Inggris 1-0 di piala dunia.

Liputan6.com, Belo Horizonte - Sebuah tim Amerika Serikat (AS) yang sebagian besar terdiri dari amatir berhasil mengalahkan Inggris di Piala Dunia pada 25 Juni 1950. Pertandingan yang kini dijuluki "Miracle on Green", permainan ini dianggap sebagai salah satu insiden paling mengecewakan terbesar dalam sejarah sepak bola.

Dikutip dari History, Jumat (25/6/2021), pada saat itu, Tim Inggris dikenal sebagai "Raja Sepak Bola" dengan rekor 23 kemenangan, empat kekalahan, dan tiga kali seri dalam tahun-tahun sejak Perang Dunia II berakhir.

Anggota dari tim tersebut adalah pesepakbola profesional yang diambil dari liga domestik Inggris.

Amerika, sebaliknya, telah kalah dalam tujuh pertandingan internasional terakhir mereka dengan tim yang terbentuk secara tergesa-gesa.

Tim AS beranggota seorang pencuci piring, dua tukang pos, seorang guru, dan seorang pekerja pabrik. Telegram Belfast menggambarkan mereka sebagai "sekelompok orang yang tidak memiliki harapan yang diambil dari banyak negeri," seolah-olah karena beberapa dari mereka adalah imigran baru yang datang ke negara tersebut.

Saat kedua tim bertanding di Belo Horizonte, Brasil, bandar judi telah memberikan peluang Inggris 3-1 untuk juara Piala Dunia dibandingkan 500-1 untuk tim AS.

Pelatih AS yang baru diangkat, Bill Jeffrey, bahkan setuju dengan para pejudi dan mengatakan kepada seorang reporter Inggris bahwa "Kami tidak memiliki peluang".

Pertandingan ini dimulai dengan AS bertahan saat Inggris menyerang. Kiper, Frank Borghi, mantan penangkap liga kecil yang setelah itu bekerja mengendarai mobil jenazah di St. Louis sampai meninggal pada 2015, berhasil menangkap bola sehingga upaya Inggris untuk menciptakan skor gagal.

Dengan waktu kurang dari sepuluh menit tersisa di babak pertama, gelandang AS Walter Bahr menendang bola dari jarak 20 meter ke penyerang kelahiran Haiti, Joe Gaetjens yang mencetak gol dengan sundulan.

Sepanjang babak kedua, Inggris mencoba membalas dengan serangkaian tembakan, tetapi tidak ada yang berhasil melewati Borghi.

Saat pertandingan berakhir, tim AS telah mengalahkan "Raja Sepak Bola" dengan satu gol.

2 dari 3 halaman

Tidak Membuat Berita Utama di AS

30.000 penonton Brasil di pertandingan tersebut menjadi rusuh saat mengetahui kekalahan Inggris dapat memantu tim mereka untuk tampil lebih baik di Piala Dunia.

Gatjens, yang kemudian kembali ke Haiti dan menghilang selama rezim represif François Duvalier, dibawa keluar lapangan untuk merayakan kemenangan mereka.

Penggemar Inggris yang terkejut tidak dapat membayangkan bahwa tim AS telah mengalahkan mereka.

Karena tidak menyangka tim mereka akan menang, hanya ada satu jurnalis asal AS yang pergi ke Brasil, Dent McSkimming dari St.Louis Dispatch. Ia mengatakan bahwa kemenangan AS adalah "seolah-olah Universitas Oxford mengirim tim bisbol ke sini dan mengalahkan Yankees."

Walaupun merupakan pertandingan bersejarah, cerita kemenangan tim AS tidak menjadi berita utama di negara tersebut karena penggemar sepak bola di AS tidak sama seperti football, bisbol, atau basket.

Surat kabar juga memiliki masalah yang lebih mendesak untuk diliput -- empat hari sebelum pertandingan, Korea Utara telah melintasi paraler ke-38 ke Korea Selatan dan Presiden Truman telah memerintahkan pasukan AS untuk campur tangan.

Hanya enam tahun setelah Perang Dunia II berakhir, AS sekali lagi berada di ambang perang.

Setelah pertandingan itu, kedua tim dengan cepat tersingir dan pulang ke sisi Atlantik masing-masing. Tim Inggris kecewa, dan Tim AS diabaikan.

Tim Inggris membutuhkan waktu 16 tahun sebelum memenangkan gelar Piala Dunia pertama dan satu-satunya. Sementara itu, AS tidak muncul di turnamen tersebut sampai tahun 1990.

Pada 12 Juni 2010, kedua tim bertemu lagi di Piala Dunia yang diselenggarakan di Rustenburg, Afrika Selatan, yang berakhir dengan seri.

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Terancam Kolaps