Sukses

Bola Ganjil: Lemparan Koin Berbuah Sukses Italia di Piala Eropa

Kesuksesan tunggal Italia di Piala Eropa atau Euro terbantu pilihan koin. Simak kisahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Italia merupakan salah satu negara tersukses di sepak bola. Mereka menjadi wakil Eropa pertama yang menjuarai Piala Dunia.

Gli Azzurri juga tercatat sebagai nama pertama yang memenangkan kompetisi itu dua kali. Dengan koleksi empat gelar, Italia bersanding bersama Jerman dan hanya kalah dari Brasil (5).

Meski begitu, Italia justru kurang bersinar di Piala Eropa atau Euro. Negeri Piza lebih sering sial. Masuk semifinal empat kali, mereka tumbang di partai puncak dalam dua kesempatan dan hanya sekali membawa pulang trofi.

Prestasi tersebut pun diwarnai kontroversi besar. Pasalnya, Italia melaju ke final melalui bantuan dewi fortuna berupa menebak sisi koin yang tepat.

Momen itu terjadi di semifinal Euro 1968 saat menghadapi Yugoslavia.

Saksikan Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Pilihan Facchetti

Ketika itu turnamen utama baru dihitung memasuki semifinal. Italia menjadi tuan rumah dengan kompetisi menyisakan Yugoslavia, Uni Soviet, dan Inggris.

Sebelumnya menyingkirkan Rumania, Swiss, dan Siprus pada fase grup, plus kemenangan agregat 4-3 atas Bulgaria pada perempat final, Italia bermodalkan skuat penuh bintang.

Mereka punya nama-nama legendaris seperti Luigi Rival, Sandro Mazzola, Gianni Rivera, Dino Zoff, hingga Giacinto Facchetti. Namun, Italia tetap kesulitan menembus pertahanan Uni Soviet.

Tidak ada gol tercipta di Stadio San Paolo, Naples. Wasit Kurt Tschenscher terpaksa mengeluarkan koin untuk mencari pemenang. Italia beruntung karena Facchetti memilih sisi yang tepat.

Italia pun melaju ke final. Mereka merebut gelar usai mengalahkan Yugoslavia 2-0 melalui laga replay, setelah bermain 1-1 di partai pertama.

 

3 dari 3 halaman

Diganti Adu Penalti

Koin ketika itu jadi salah satu metode ketika pertandingan berakhir imbang. Metode ini akhirnya dihapus setelah salah satu ofisial sepak bola Israel Yosef Dagan mengusulkan adu penalti.

Dagan bertindak usai melihat negaranya gagal melaju ke perempat final Olimpiade 1968 akibat koin.

FIFA dan IFAB menerima ide Dagan pada 1970 dengan kompetisi Eropa mulai menerapkannya setahun kemudian.