Sukses

Bersatu Kita Teguh, Bercerai Prancis Runtuh di Euro 2020 / 2021

Konflik meledak di tubuh Timnas Prancis usai kegagalan di Euro 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Pengalaman penyakitkan kerap memicu konflik. Saling tuding terjadi untuk mengatasi kekecewaan yang dirasa.

Prancis merupakan salah unggulan di Euro 2020. Meski masuk grup neraka bersama Jerman dan Portugal, Les Bleus dipercaya bakal bicara banyak menyusul kesuksesan menjuarai Piala Dunia Rusia tiga tahun lalu.

Dengan skuat penuh bintang, Prancis layak mengemban status tersebut. Di bawah mistar ada kapten Hugo Lloris, dengan Raphael Varane jadi batu karang lini pertahanan.

Paul Pogba dan N'Golo Kante merupakan jangkar lini tengah. Kemudian Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann di lini depan.

Pelatih Didier Deschamps juga meredakan ego untuk memanggil kembali striker veteran Karim Benzema demi memperkuat armada. Benzema absen dari timnas sejak 2015 karena masalah hukum.

Berbekal itu, Prancis setidaknya bakal mencapai semifinal. Namun mereka sudah tersisih di babak 16 besar. Lebih pahit lagi, Les Bleus disingkirkan Swiss, tim yang tidak pernah mengalahkan mereka di ajang resmi.

Caranya juga tragis yakni lewat adu penalti. Prancis takluk 4-5 (3-3).

Saksikan Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Saling Tuding

Semua kekecewaan meledak usai pertandingan. Namun, konflik terjadi di dalam dan luar lapangan.

Pogba membuang bola yang berujung gol ketiga bagi Swiss. Adrien Rabiot kesal dengan kesalahan rekannya dan melampiaskan frustasi. Keduanya pun bersitegang dan memaksa Deschamps turun tangan.

"Saya harus menenangkan mereka. Kami harus tenang karena masih ada babak perpanjangan waktu yang harus kami jalani," ungkapnya.

Selepas pertandingan, perselisihan terjadi di tribune Arena Nationala. Veronique, ibu Rabiot, menghampiri keluarga Pogba dan Mbappe. Dia melontarkan kekesalah karena Pogba membuang bola yang berujung gol ketiga Swiss pada pertandingan tersebut.

Selanjutnya Veronique menghampiri ayah Mbappe dan meminta anaknya agar tidak arogan.

 

3 dari 3 halaman

Biang Kerok

Harus diakui, kisruh di kubu Prancis terjadi karena keluarga Rabiot. Sang pemain dan ibu memang kontroversial.

Adrien dituduh tidak profesional, berkepribadian buruk dan sulit diatur, hingga kerap terlibat konflik dengan pelatihnya.

Sementara Veronique selalu ikut campur urusan anak. Selain faktor darah, dia melakukannya karena bertindak sebagai agen Adrien.

Pada tahun 2014, Paris Saint-Germain sampai harus memanggil pihak keamanan untuk mengusirnya dari parkiran mobil saat menunggu Laurent Blanc, yang baru saja memindahkan Adrien ke tim cadangan. Veronique marah dan mengancam bakal menyeret Les Parisiens ke meja hijau atas keputusan tersebut.

Perselisihan lain dengan PSG juga terjadi saat tim tengah menjalani pemusatan latihan di Doha, Qatar. Saat itu, dia nekat datang meski klub melarang anggota keluarga untuk hadir.

 

Ikuti edisi khusus final Euro 2020 / 2021 melalui tautan ini...