Liputan6.com, Jakarta - Cristiano Ronaldo tak mampu bicara banyak di Piala Eropa 2020. Portugal, tim yang dikapteninya hanya mampu melangkah hingga babak 16 besar.
Portugal disingkirkan Belgia dalam perebutan tiket ke perempat final. Gol tunggal Thorgan Hazard membuat Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan harus melupakan mimpi mengulang sukses tahun 2016 saat mereka jadi kampiun di ajang yang sama.
Tak hanya itu, kekalahan dari Belgia ini juga meninggalkan luka yang tak sedikit bagi Cristiano Ronaldo. Selepas laga yang digelar di Stadion La Cartuja, Sevilla, Spanyol, Ronaldo mutung, marah, dia kecewa berat.
Penyerang berusia 36 tahun itu begitu saja melempar ban kaptennya usai wasit Felyx Brynch meniup pluit panjang tanda laga berakhir. Ban kapten yang merupakan benda sakral bagi setiap pemain jadi sama sekali tak berarti bagi Ronaldo.
Ronaldo sempat memungut kembali ban kapten itu. Namun, ketika dia berjalan menuju lorong ruang ganti, pemain Juventus ini kembali membuang ban kapten berwarna biru tua itu.
Tak hanya itu, Ronaldo juga menendang ban kapten itu. Bahkan, dia tampak marah saat salah seorang ofisial Timnas Portugal memungut ban kapten tersebut.
Kecewaan Ronaldo memang dobel. Sebab, kekalahan itu tak hanya membuat Portugal tersingkir dari Piala Eropa 2020, melainkan juga menutup ambisinya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang turnamen.
Torehan gol Ronaldo yang berjumlah lima memungkinkan untuk disalip penyerang Inggris, Harry Kane yang sudah mencetak empat gol. Kane masih tampil di final membela Inggris lawan Italia.