Sukses

Bukayo Saka Akhirnya Angkat Bicara soal Serangan Rasisme

Bukayo Saka jadi pemain Inggris ketiga setelah Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang angkat bicara mengenai perilaku rasisme.

Liputan6.com, Jakarta - Bukayo Saka akhirnya angkat bicara setelah mengalami serangan rasisme akibat gagal mencetak gol pada final Euro 2020.

Melalui unggahan Instagram, Saka mengungkapkan kekecewaan mendalam atas kegagalannya memasukkan gol ke gawang Italia di Stadion Wembley, Minggu (11/7/2021). Saka pun meminta maaf karena gagal membawa pulang trofi.

“Tidak ada kata-kata yang mampu menjelaskan kekecewaan saya akibat hasil akhir dan penalti tersebut. Saya sungguh yakin, kami (Timnas Inggris) bisa menjadi juara untuk kalian (para pendukung). Saya meminta maaf karena kami belum bisa membawa pulang trofi (Euro 2020) tahun ini,” tulis Saka.

Saka mengaku telah sengaja menjauhkan diri dari media sosial untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan merenungkan hal-hal yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Dia berjanji akan mengerahkan segalanya agar generasi saat ini dapat merasakan kemenangan. Inggris diketahui memang telah mengalami puasa gelar dalam waktu yang lama. Final Euro 2020 menjadi babak final pertama mereka sejak 55 tahun terakhir.

Meski demikian, Saka tak serta-merta menerima ujaran kebencian yang diarahkan kepadanya. Ia menegaskan komentar-komentar tersebut tak akan menghancurkannya. Di sisi lain, Saka percaya bahwa sepak bola akan menyatukan orang-orang dari semua ras, jenis kelamin, agama, dan latar belakang dengan satu kegembiraan yang sama.

“Saya tidak akan membiarkan hal negatif (perilaku rasis) yang saya terima minggu ini menghancurkan saya,” ujar Saka melalui unggahannya.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Saka Kirim Pesan untuk Platform Media Sosial

Tak berhenti sampai di situ, Saka juga mengirim pesan kepada platform media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook dengan menandai akun ketiganya di kolom caption.

“Kepada platform media sosial @instagram, @twitter, @facebook, saya tidak ingin lagi ada anak-anak atau orang dewasa yang menerima ujaran kebencian seperti yang saya, Marcus, dan Jadon terima.”

Saka menyebut dirinya sudah tahu akan menerima ujaran kebencian usai gagal mengeksekusi tendangan penalti di final Euro 2020. Namun, ia mengaku sedih sedih karena platform-platform media sosial tersebut tidak melakukan hal berarti untuk menghentikan ujaran kebencian yang terus mengalir.

3 dari 4 halaman

Instagram Akui Gagal

Bos Instagram Adam Mosseri mengaku terdapat kegagalan di platformnya dalam mendeteksi komentar-komentar negatif yang ditujukan kepada pemain Inggris.

Kepada BBC, Mosseri menyebut teknologi platformnya menandai sejumlah komentar negatif sebagai komentar yang tidak berbahaya. Meski demikian, pihaknya mengklaim bahwa masalah tersebut telah ditangani.

Melalui serangkaian cuitan di Twitter, Mosseri menyebut bahwa pengguna tak boleh mengirim emoji bernada rasis atau ujaran kebencian dalam bentuk apapun di Instagram.

4 dari 4 halaman

Saka: Tak Ada Tempat untuk Rasisme

Bukayo Saka menjadi orang ketiga yang angkat bicara usai menerima perilaku rasisme di media sosial. Sebelumnya, Marcus Rashford dan Jadon Sancho telah lebih dulu membuka suara usai menjadi korban rasisme.

Dalam paragraf terakhir unggahannya, Bukayo Saka menegaskan bahwa tak ada tempat bagi rasisme, baik di sepak bola maupun di masyarakat.

Di sisi lain, sebuah unit polisi telah dibentuk untuk menyelidiki kasus rasisme yang dialami sejumlah pemain Inggris. Dewan Kepala Polisi Nasional (NPCC) Inggris menyebut penyelidikan kejahatan rasial saat ini sedang dijalankan oleh tim khusus dari Unit Pemolisian Sepak Bola Inggris (UK Football Policing Unit).

 

Penulis: Melinda Indrasari