Liputan6.com, Jakarta - Sudah banyak cerita tentang kegagalan pesepak bola dalam mengelola finansial. Banyak yang harus bekerja keras setelah pensiun. Tidak jarang pula yang menderita bangkrut.
Namun, barangkali tidak ada yang menciptakan misteri seperti Eduardo Robledo.
Baca Juga
Dia harus bekerja pada sebuah kilang minyak di Teluk Persia setelah mengadu nasib bersama Barnsley, Newcastle United, dan Colo-Colo.
Advertisement
Ketika sedang cuti pantai selama sepekan, dia memutuskan naik kapal Al Sahn yang sedang berlabuh di Dubai pada6 Desember1970. Namun, Robledo tidak pernah terlihat lagi begitu Al Sahn kembali.
Tanda tanya besar mengembang, apalagi tidak ditemukan jenasah. Sempat digelar penyelidikan, pertanyaan terhadap nasib Robledo sebenarnya belum terjawab.
Â
Saksikan Video Berikut Ini
Prestasi Bersama Kakak
Robledo, lahir di kota pelabuhan Chile Iquique pada 26 Juli 1928, adalah anak tengah dari pria lokal dan perempuan Inggris. Buruknya kondisi politik di sana mendorong keluarga kecil ini kembali ke Inggris empat tahun berselang.
Bersama sang kakak Jorge, Robledo membangun karier sebagai pesepak bola. Meski Jorge lebih berbakat, Robledo tetap memainkan peran penting bagi tim. Mereka jadi bagian tim Newcastle United yang menjuarai Piala FA 1952.
Pulang ke tanah kelahiran, untuk memperkuat Colo-Colo, Robledo bersaudara mempersembahkan gelar liga pada 1953 dan 1956.
Sayang, rangkaian kesuksesan tersebut membantu untuk memenuhi kebutuhan. Robledo menjalani sejumlah karier sampai akhirnya tiba di Timur Tengah.
Advertisement
Teori Kalah Main Kartu
Setelah Robledo menghilang, penyelidikan digelar. Kapten kapal Heinz Bessenich meyakini Robledo bunuh diri karena masalah keluarga. Namun, asisten insinyur Al Sahn Chow Dary sempat melihat Bessenich menghabiskan malam bersama Robledo.
Bessenich akhirnya diseret ke pengadilan pada April 1971 dengan tuduhan membunuh Robledo. Dia menegaskan tidak bersalah di kesaksiannya.
Ketika ditanya mengapa tidak melaporkan hilangnya Robledo, Bessenich mengaku tidak merasa perlu sembari menutupi kesalahan sendiri. Sebab, pada dasarnya dia dilarang mengangkut penumpang. Dalam sepengetahuannya, Bessenich juga merasa Robledo baik-baik saja dan sudah turun kapal.
Muncul skenario Bessenich menghabisi nyawa Robledo karena kalah permainan kartu. Luis Fernandes, seorang pelayan di Al Sahn, mengaku sudah menyiapkan malam untuk keduanya. Dia juga melihat Robledo terlelap di ruang kerja kapten.
Fernandes menambahkan, pakaian dan jam Robledo berada di lantai dekat kasur. Salah satu pisau yang dipajang di kantor tersebut juga menghilang.
Bukti Tidak Kuat
Semua keterangan ini nyatanya tidak cukup kuat untuk jadi bukti. Tiga penasihat hakim, dari Inggris, Prancis, dan Jerman Barat, menemukan Bessenich tidak bersalah. Hakim tidak wajib menuruti rekomendasi tersebut. Setelah menghabiskan waktu sepekan, sang pengadil akhirnya mengetok palu dengan keputusan serupa.
"Ada kecurigaan besar terhadap Bessenich. Tapi tidak terbukti ada kejahatan di kasus ini," katanya.
Advertisement