Liputan6.com, Jakarta - Kontingen Indonesia akan diwakili 10 orang pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di National Stadium, Jumat (23/4/2021). Berdiri di depan dua atlet yang didapuk sebagai pembawa Merah Putih.
Salah satunya adalah Nurul Akmal. Hadirnya Nurul di Olimpiade Tokyo sebenarnya cukup mengejutkan.
Pasalnya, dia masih berada di posisi ke-14 dunia hingga akhir tahun 2020. Namun, Nurul sukses menembus enam besar setelah mengikuti beberapa turnamen kualifikasi pada tahun ini.
Advertisement
Turun di kelas berat +87kg, Nurul mengikuti turnamen kualifikasi Olimpiade 2020 yang digelar sejak 2018. Ajang pertama adalah IWF World Championships 2018 di Ashgabat, Turkmenistan. Dia menempati peringkat ke-12 dengan angkatan total 251kg, dari snatch 105kg dan clean and jerk 146kg.
Nurul mempertajam catatan tersebut pada EGAT’s Cup International Weighlifting Championships di Thailand dengan total angkatan 260kg, snatch 111kg dan clean and jerk 149kg.
Sayang, atlet berusia 28 tahun tersebut menurun di dua kompetisi berikutnya. Pada IWF World Cup 2019 di Fuzhou, China, dia membukukan total angkatan 255kg, snatch 112kg, clean and jerk 143kg. Angka tersebut kembali melemah menjadi total angkatan 250kg, snatch 107kg dan clean and jerk 143kg saat mengikuti Asian Championships 2019 di Ningbo, China.
Saksikan Video Berikut Ini
Naik Turun di Kualifikasi
Angkatan Nurul kembali membaik saat tampil di IWF World Championships 2019 di Pattaya, Thailand. Meski berada di posisi ke-11, total angkatannya meningkat menjadi 260kg, dengan snatch 110kg dan clean and jerk 150kg.
Demikian pula saat berlaga di ajang Grand Prix 6th Qatar International Cup 2019 di Doha. Total angkatannya meningkat menjadi 261kg (snatch 113kg dan clean and jerk 140kg). Torehan tersebut berbuah medali perunggu kelas +87kg putri.
Vakum dari berbagai kejuaraan internasional sepanjang tahun 2020 karena pandemi Covid-19, Nurul baru tampil lagi di Asian Championships di Tashkent, Uzbekistan, April 2021. Ajang ini sekaligus menjadi turnamen terakhir yang diikutinya sebelum ke Tokyo.
Dia mencatatkan total angkatan 251kg, dengan snatch 111kg dan clean and jerk 140kg.
Advertisement
Merintis dari Daerah
Merebut tiket Olimpiade 2020 merupakan puncak karier Nurul. Pasalnya, ia meniti kariernya mulai dari kompetisi tingkat daerah, seperti Pekan Olahraga Aceh (Pra-PORA), Kejuaraan Nasional, dan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Lifter asal Aceh itu juga sebelumnya telah mencatatkan namanya di beberapa kejuaraan internasional, seperti Islamic Solidarity Games 2017, Universiade Taipei 2017, dan Asian Games 2018.
Pada Islamic Solidarity Games 2017 di Baku, Azerbaijan, Nurul memenangi medali perak kelas +75kg, yang menjadi medali pertamanya dalam ajang internasional.
Sementara di Asian Games 2018 Jakarta, Nurul harus puas berada di posisi keenam kelas +75kg dengan total angkatan 253kg (snatcg 116kg dan clean and jerk 137kg).
Kedua dari Aceh
Hadirnya Nurul di Olimpiade sekaligus menjadi catatan sejarah karena dia menjadi atlet pertama dari Aceh yang tampil di pesta terakbar sejagad itu sejak 33 tahun silam.
Adalah Alkindi yang menjadi atlet pertama Aceh di Olimpiade, tepatnya pada Seoul 1988, dari cabang anggar.
Di Olimpiade Tokyo, Nurul akan bersaing menghadapi lifter-lifter kelas dunia asal Australia, China, Austria, Belgia, Cuba, Inggris Raya, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan lifter transgender asal Selandia Baru Laurel Hubbard.
Advertisement