Liputan6.com, Jakarta Lawan bukan satu-satunya tantangan yang harus dilewati oleh atlet-atlet yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 / 2021. Virus penyebab COVID-19 juga bisa menjegal langkah mereka merebut medali.Â
Setelah sempat tertunda setahun, Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya bergulir tahun ini. Di tengah kekhawatiran akan meningkatnya kembali kasus COVID-19 di negaranya, Jepang sebagai tuan rumah memutuskan untuk tetap menjalankan ajang olahraga multicabang empat tahunan tersebut.Â
Baca Juga
Perjalanan Olimpiade Tokyo 2020 bakal ditandai lewat acara pembukaan yang berlangsung di Tokyo Stadium, sore ini, Jumat (23/7/2021). Sebanyak 205 negara ikut berpartisipsi, termasuk Indonesia.Â
Advertisement
Tidak ada pilihan lain. Protokol ekstra ketat diberlakukan pihak penyelenggara demi menghindari munculnya klaster baru COVID-19 di negaranya. Berbagai tes dilakukan, bahkan sebelum atlet maupun ofisial tiba di Jepang. Selanjutnya mereka masih harus menjalani masa karantina sebelum bertanding.Â
Dilansir dari USA Today, setiap atlet ternyata sudah dibekali playbook yang membantu mereka memahami sistem protokol kesehatan selama mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Buku setebal 70 halaman itu juga mengatur alur yang harus diikuti atlet bila suatu waktu dinyatakan positif COVID-19.
Seluruh informasi yang terdapat di dalamnya mengacu kepada protokol kesehatan yang dari IOC. Versi terbaru telah dikeluarkan pada bulan Juni lalu yang diharapkan mampu melindungi atlet dan ofisial.Â
Â
Saksikan juga video menarik di bawah ini
Bagaimana Bila Atlet Positif COVID-19?
Menurut buku tersebut, setiap atlet yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 akan menjalani tes COVID-19. Pemeriksaan dilakukan secara rutin setiap hari menggunakan metode antigen Saliva.Â
Apabila hasilnya positif, maka tes dilanjutkan dengan PCR menggunakan sampel Saliva tersebut. Dan bila tetap positif atau meragukan, maka tes akan dilancurkan dengan metode tes PCR nasofaring.
Atlet yang kembali dinyatakan positif COVID-19 selanjutnya dilarang untuk melanjutkan pertandingan. Mereka bakal menjalani isolasi mengikuti prosedur yang ditentukan oleh otiritas kesehatan setempat. Atlet selanjutnya akan dibawa ke hotel khusus yang disediakan sebagai lokasi karantina. Petugas kesehatan kemudian bakal dikirim ke sana untuk memantau kesehatan atlet secara berkala.Â
Lamanya waktu isolasi ditentukan oleh otoritas kesehatan Jepang.
Â
Advertisement
Melacak Kontak Erat
Selanjutnya pihak penyelenggara akan melakukan penelusuran kontak erat terhadap atlet yang terjangkit COVID-19. Dan yang masuk kategori ini adalah mereka yang telah menghabiskan waktu setidaknya 15 meniit bersama penderita COVID-19 di dalam satu ruangan tanpa menggunakan masker atau pelindung wajah, terhitung dua hari sebelum penderita menunjukkan gejala atau dites positif.Â
Nah, bagi atlet yang tergolong kontak erat, mereka tidak serta merta dikeluarkan dari pertandingan. Untuk melanjutkan kompetisi, mereka harus menjalani PCR nasofaring setiap hari selama jangka waktu yang ditentukan oleh ofisial. Dan bila akhirnya, atlet tersebut diizinkan bertanding, maka yang bersangkutan juga harus mengikuti sejumlah protokol kesehatan tambahan, termasuk meminimalkan kontak dengan orang lain. Atlet tersebut juga harus pindah ke kamar pribadi, makan sendiri, menggunakan kendaraan khusus, hingga menjalani latihan terpisah dengan dengan yang lainnya.
Â