Liputan6.com, Tokyo - Windy Cantika Aisah menorehkan sejarah dengan meraih perunggu di nomor 49 kg putri pada cabang angkat besi di Olimpiade Tokyo 2020. Padahal, ini adalah Olimpiade pertama lifter asal Bandung tersebut.
Perjuangan Windy Cantika tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan dua lifter tangguh, Hou Zhihui (Tiongkok) dan Mirabai Chanu (India) pada pertandingan, Sabtu (24/7/2021).
Baca Juga
Kedua lifter pesaing Windy itu akhirnya masing-masing mendapat emas dan perak. Namun perkembangan terbaru menyebut, medali emas Zhihui berpotensi dianulir.
Advertisement
Seperti dilansir Zenger News, Zhihui harus menjalani tes doping sebelum kembali ke Tiongkok. "Dia akan tetap di Tokyo dan tes akan dilakukan. Tes itu benar-benar terjadi," tulis sumber yang dikutip Zenger.
Pada pertandingan di Tokyo, Zhihui mengangkat total beban 210 kg. Sementara, Mirabai yang meraih perak mengangkat 202 kg, disusul Windy dengan 194 kg.
Menurut peraturan Olimpiade, jika seorang atlet gagal di tes doping, atlet yang meraih perak akan mendapat emas. Selanjutnya, mereka yang mendapat perunggu akan naik mendapat perak.
Saksikan Video Olimpiade di Bawah Ini
Tidak Mudah
Di sisi lain, perjuangan Windy meraih perunggu tidaklah mudah. Lifter asal Bandung itu diketahui kerap berlatih ekstra di luar jadwal yang semestinya.
“Sampe sekarang masih (latihan ekstra), sampai sering dikasih tahu, karena katanya untuk umur Windy sekarang butuh istirahat, bukan pembentukan otot lagi.
“Biasa latihan hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, jadi saat Kamis dan Minggu Windy suka minta tambahan,” kata Windy.
Advertisement