Liputan6.com, Jakarta- Pekan Olahraga Nasional atau PON XX 2021 di Papua kurang dari 50 hari lagi akan digelar. Para atlet sudah tidak sabar turun bertanding di tanah Papua. Persiapan terus dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Kesiapan para atlet turun di PON Papua tergambar dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema “Siap Berlaga di PON XX Papua”. Seluruh atlet dari semua provinsi di Indonesia menyatakan sudah siap bertanding di PON XX yang resmi dibuka 2 Oktober 2021.
Baca Juga
Hadir sebagai narasumber pada diskusi virtual tersebut, Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) Mayjen TNI (Purn.) Dr.Suwarno, atlet asal Papua Mayor Laut Charli Matatar dan Atlet angkat besi putri +87 kg asal Aceh Nurul Akmal.
Advertisement
“Berbicara masalah kesiapan, sekarang ini sudah mendekati waktu-waktu yang kita gariskan, kita bicara Venue tempat pertandingan, kami kira sudah hampir selesai kecuali Venue yang memang targetnya baru selesai September,” buka Dr.Suwarno yang hadir secara virtual. Ia juga jelaskan bahwa Venue terakhir yang rampung adalah Cabang olahraga Rugby yang mana siap digunakan pada waktunya.
Mantan Pangdam Brawijaya tersebut juga jelaskan kesiapan lainnya. Terkait peralatan, pada Agustus ini semuanya sudah siap di Papua.
Kemudian, terkait transportasi, Kementerian Perhubungan akan mengirim dukungan transportasi sebanyak 428 micro bus yang dijadwalkan tiba pada 1 September mendatang di seluruh klaster penyelenggaraan PON XX yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika. Begitu juga dukungan dari Kementerian Kesehatan.
Rujukan Olimpiade
Tak lupa, panitia penyelenggaraan juga disiapkan dengan baik melalui Test Event. “Bagaimana kita menguji penyelenggara,” katanya jelaskan tujuan Test Event untuk pastikan kesiapan panitia penyelenggara. Secara umum panitia penyelenggara adalah putra-putri asal Papua, namun ada beberapa tenaga sertifikasi dari luar Papua seperti wasit, juri dan sebagainya.
Selaku Ketua Panwasrah PON XX, Dr.Suwarno menyampaikan pertandingan siap digelar. Prosedur protokol kesehatan untuk para atlet yang berlaga juga sudah disiapkan dengan baik. “Atlet harus benar-benar kita jaga,” ujar Dr.Suwarno.
“Hanya boleh bergerak dari akomodasi ke Venue pertandingan,” tegasnya akan aturan ketat dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19. “Pelaksanaan Olimpiade Tokyo sangat ketat dalam hal penerapan protokol kesehatan,” katanya menjadikan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai rujukan.
Advertisement
Atlet
Nurul Akmal yang baru mewakili Indonesia pada cabang olahraga angkat besi putri nomor +87 kg Olimpiade Tokyo juga menceritakan ketatnya penerapan protokol kesehatan pada Olimpiade Tokyo 2020. “Terutama protokol kesehatannya nomor 1, di mana pun selalu ada cuci tangan, harus bermasker, tidak boleh keluar hotel keluyuran. Dari athlete village hanya boleh ke tempat pertandingan," terang Nurul.
Nurul mengakui ada kesamaan peraturan Olimpiade Tokyo 2020 dan PON XX di Papua. Menurutnya nanti atlet yang akan berlaga di PON XX bergantian datang dan tinggalkan Papua mengikuti jadwal pertandingan yang mereka hadapi.
Amel juga sampaikan targetnya meraih emas. Meski Amel merupakan salah satu atlet terbaik dunia yang baru tampil di Olimpiade, ia akui banyaknya lawan yang berat dari beberapa daerah. Ia terus berlatih untuk meraih targetnya.
Sementara itu atlet asal tuan rumah Papua, Charli Matatar mengaku telah mempersiapkan diri dengan baik bersama atlet-atlet Papua lainnya. Peraih emas Kempo pada SEA Games 2013 Myanmar ini sudah di wisma atlet Mandala, Jayapura guna ikuti program khusus pra-kompetisi. Penerapan protokol kesehatan ketat menjadi perhatian khusus.
“Tetap melaksanakan protokol kesehatan sebelum dan sesudah latihan,” terangnya. Meski Charli atlet cabang olahraga kategori full body contact, ia ceritakan hanya berdekatan ketika berlatih. Seusai dan sebelum berlatih, tetap jaga jarak dan melakukan tes swab antigen secara berkala.