Liputan6.com, Jakarta Cabang olahraga bulu tangkis sukses memberikan kebanggaan bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Tak hanya pencapaian para atlet, keberadaan wasit asal Indonesia di ajang olahraga multievent terbesar dunia tersebut juga turut menjadi kebanggan bagi Tanah Air.
Wahyana adalah satu dari dua wasit bulu tangkis asal Indonesia yang memimpin pertandingan di cabang olahraga tersebut. Bersama dirinya, ada pula Qomarul Lailah yang menjadi wasit perempuan badminton Olimpiade Tokyo.
Menariknya, karier Wahyana ternyata tak dimulai dari bulu tangkis, Pria asal Sleman yang kini berprofesi sebagai gulu olahraga di SMPN 4 Patuk, Gunung Kidul, ini semula merupakan pemaain voli. Ia kemudian beralih menjadi wasit bulu tangkis hingga sukses meraih sertifikat dari BWF.
Advertisement
Dalam wawancara special di perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia bertajuk “Mengharumkan Bangsa di Kancah Dunia” yang disiarkan secara live oleh Liputan6.com, Wahyana mengungkakan bahwa perjalanan untuk menjadi wasit di Olimpiade Tokyo bukanlah hal mudah.
“Perjalanannya sebetulnya tidak instan, perlu waktu yang cukup panjang, tetapi untuk (wasit) yang terpilih di Olimpiade ini kan sebetulnya sudah (ditunjuk) sejak 2019 karena merupakan persiapan untuk Olimpiade 2020,” tutur Wahyana pada Selasa (17/8/2021).
Harus Bersertifikat BWF
Lebih lanjut, Wahyana mengungkapkan terdapat pula persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa ditunjuk menjadi wasit cabang olahraga bulu tangkis di ajang olahraga kelas dunia tersebut. Salah satu persyaratannya adalah memiliki lisensi tertinggi dari Badminton World Federation (BWF).
“Memang salah satu syarat untuk menjadi wasit di Olimpiade adalah mendapatkan lisensi tertinggi, yakni level BWF Certificated. Tanpa lisensi itu, belum bisa menjadi wasit Olimpiade Tokyo 2020,” ungkap pria berusia 53 tahun ini.
Ada pula tim penilai yang bertugas mengetahui kelayakan seorang wasit untuk memimpin pertandingan di Olimpiade hingga akhirnya BWF memberi surat penunjukan kepada wasit yang memenuhi kualifikasi.
Advertisement
Tak Ada Kesulitan
Seperti kata pepatah, pengalaman memang merupakan guru terbaik. Hal inilah yang nampaknya dirasakan oleh Wahyana ketika bertugas di Olimpiade Tokyo 2020.
“Pada saat bertugas, kami tidak mengalami kesulitan karena saya dan Mbak Lia (Qomarul Lailah) sudah cukup lama menjadi wasit. Untuk saya saja, (pengalaman) menjadi wasit sudah 21 tahun,” ujar Wahyana.
Meski demikian, dirinya tak memungkiri bahwa pertandingan di level Olimpiade memilii atmosfer yang berbeda. Tiap-tiap pemain amat berusaha meraih poin sehingga suasana tegang sudah terasa, bahkan sejak babak-babak awal.
“Para pemain itu, poin demi poin dipertahankan. Kalau saya menilai, mulai dari penyisihan grup, nuansa finalnya itu sudah ada,” sambungnya.
Siap Jadi Volunteer
Dalam kesempatan yang sama, Wahyana juga berpesan agar para wasit bulu tangkis di Indonesia senantiasa menanamkan sikap siap menjadi sukarelawan.
“Di dalam wasit itu, kita harus siap jadi volunteer, jangan berharap mencari uang di bulu tangkis. Dari awal kita harus punya komitmen seperti itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, giat belajar juga menjadi kunci kesuksesan seorang wasit. Tiap wasit tak boleh kendor mempelajari peraturan-peraturan permainan bulu tangkis serta mengikuti seluruh tahap ujian yang diwajibkan. Tak lupa, Wahyana juga berpesan agar wasit Indonesia mampu menguasai bahasa Inggris, mengembangkan jiwa sportivitas, dan mempertahankan sikap rendah hati.
Penulis: Melinda Indrasari
Advertisement