Sukses

Sepenggal Kisah Yani Malhendo, Petinju Indonesia yang Bikin Pacquiao 'Kabur'

Padahal Manny Pacquiao dan Yani Malhendo sudah menyelesaikan timbang badan cek kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Yani Malhendo sudah lama pensiun sebagai petinju. Namun rekam jejak mantan juara kelas terbang WBO International itu ikut mewarnai perjalanan karier petinju sekelas Manny Pacquiao. 

Manny Pacquiao tengah berada di tubir karier bertinjunya. Di usia yang sudah mencapai 43 tahun, petinju asal Filipina itu semakin dekat dengan kekalahan. Terbaru, Pacman--julukan Pacquiao--kalah angka dari petinju Kuba, Yordenis Ugas pada pertarungan di T-Mobile, Las Vegas, Minggu (22/8). 

Ini merupakan kekalahan ke-8 Pacquiao sepanjang kariernya. Tiga diantaranya berakhir dengan KO.  

Usai pertarungan, Pacquiao memang tidak secara gamblang menyampaikan keinginannya untuk pensiun. Hanya saja, pemilihan presiden Filipin 2022 nanti sepertinya bakal menguras pikirannya. Karena itu wajar bila banyak pihak menganggap sudah waktunya Pacman beranjak dari tinju. 

Apalagi sudah tidak ada yang perlu dibuktikan oleh Pacquiao. Gelar juara dunia di delapan kelas berbeda sudah cukup untuk menjadikannya sebagai legenda tinju profesional sepanjang masa. 

 

2 dari 5 halaman

Bertemu Pacquiao

Yani Malhendo memang tidak setenar Pacman. Namun sepenggal kisah mantan petinju asal Surabaya tersebut tidak akan bisa dihilangkan dari warna-warni perjalanan terjal Pacman menuju pentas dunia. 

"Selama 25 tahun kenangan itu selalu saya simpan," kata Yani ketika berbincang dengan Liputan6.com. "Tahun 1996 saya dijadwalkan bertanding melawan Manny Pacquiao," ujarnya. 

Saat itu Yani bernaung di sasana Pirih Surabaya. Sementara Pacquiao juara nasional Filipina. 

Sama halnya dengan Pacquiao, saat itu Yani juga tengah merintis jalan menuju kejuaraan dunia. Maklum saat itu, dia sudah berhasil merebut gelar juara kelas terbang jr IBF International. 

Pertarungan dijadwalkan berlangsung di Filipina pada bulan April. Yani pun bertolak bersama manajer dan pelatihnya yang juga berasal dari Filipina, Mario Lumcad. Promotor menjajikan bayaran 1500 USD.

 

3 dari 5 halaman

Pacquiao Menghindar

"Kami sudah timbang badan dan sudah cek kesehatan, jadi tinggal bertanding saja," ujar Yani. 

"Saya masih ingat, saat pukul 12.00 siang, saya berada di kamar. Tiba-tiba promotor masuk bersama manajer dan perwakilan tim Pacman. Singkat cerita, mereka bilang kalau Pacquiao tidak jadi bertanding. Promotor pun menjanjikan petinju lain sebagai lawan saja," kata Yani Malhendo. 

"Saat itu saya bilang tidak bisa, karena saya datang untuk bertemu Pacquiao," Yani menambahkan. 

Perbincangan berlangsung alot. Namun kubu Yani akhirnya mengalah dan bersedia bertanding melawan petinju lain dengan catatan, bayaran dinaikkan menjadi 4500 USD. 

"Kami akhirnya sepakat, daripada tidak bertanding sama sekali," kata Yani. 

Yani mengaku tidak mengetahui persis alasan Pacquiao mundur dari pertandingan itu. Hanya saja dia yakin bila duel tetap berlangsung, Pacquiao tidak akan mampu bertahan lama.

"Ronde ketiga bisa KO. Saat itu dia masih muda sekali, masih 18 atau 19 tahun. Belum matang. Apalagi, saat bertemu Ippo Gala saya bisa menang KO," beber Yani. 

  

 

 

4 dari 5 halaman

Berhubungan Baik

Ippo Gala juga asal Indonesia. Dia pernah bertandingan melawan Pacquiao di Manadaluyong, 27 Juli 1996. Dalam laga tersebut, Ippo kalah TKO ronde kedua dari 10 ronde yang direncanakan. Dua tahun kemudian, Ippo lalu bertemu Yani pada perebutan gelar WBC Internasional dan kembali kalah KO. 

Yani akhirnya bertanding melawan pengganti Pacqiao, Joes Makad dan menang ronde kedua. 

Meski gagal bertemu di atas ring, hubungan Yani dan Pacquiao kabarnya tetap terjalin dengan baik. Dalam wawancara pengamat tinju Indonesia, Finon Manullang, yang dilansir dari situs Rondeaktual.com, disebutkan bila Yani dan Manny Pacquiao masih kerap berkomunikasi. 

Saat hendak bertarung melawan Juan Manuel Marquez di Las Vegas, Pacquiao pun katanya sempat mengundang Yani. "No Money, aku jawab seperti itu. Terus Pacquiao mau kasih tiket pesawat, tapi aku bilang tidak usah," kata Yani yang juga mengaku sempat dicari Pacquiao saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu kemudian. Saat itu, menurut Yani, Pacquiao hendak bertemu dengan salah seorang warga negara Filipina, Mary Jane Fiesta yang terancam hukuman mati akibat penyelundupan heroin.

"Seorang reporter televisi menghubungi saya kemudian menyambungkan teleponnya kepada Manny. Dia mengira saya berada di Jakarta. Saya bilang saya di Surabaya, bukan di Jakarta," kata Yani.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Biodata

Nama: M. Yani. ( Yani. Malhendo)

Lahir: Bima NTB, 8 September 1968

Pekerjaan saat ini: Wiraswasta

Titel Kejuaraan:

- Juara nasional3 kelas berbeda

- Juara IBF Internasional kelas terbang yunior

- Juara WBC Internasional kelas bantam yunior