Liputan6.com, Barcelona - Miralem Pjanic mengklaim tidak dihargai pelatih Barcelona Ronald Koeman setelah memutuskan hengkang dari Camp Nou. Gelandang asal Bosnia and Herzegovina itu pindah ke Besiktas dengan status pinjaman.
Seperti dilansir Goal, pemain berusia 31 tahun itu dilaporkan rela menurunkan gajinya demi bisa hengkang ke Besiktas. Pjanic berharap bisa mendapatkan lebih banyak waktu bermain dibanding saat di Barcelona.
Di sisi lain, Besiktas juga kabarnya bakal membayar sekitar 2,7 juta euro guna mengamankan jasa Pjanic dan meminjamnya hingga akhir musim 2021/22.
Advertisement
Pjanic baru menghabiskan satu musim membela Blaugrana setelah bergabung dari Juventus pada 2020. Ia tercatat hanya tampil enam kali sebagai starter dalam pertandingan domestik sepanjang musim lalu akibat cedera dan kurangnya kualitas performa.
"Pelatih (Koeman), ya (tidak menghargai Pjanic). Saya tidak mampu terbiasa dengan situasi tahun lalu. Saya tahu saya tidak menginginkannya. Saya seorang pemain, saya suka bermain sepak bola, inilah yang membuat saya bahagia,” ujar Pjanic kepada Marca.
Selalu Ingin Bermain untuk Barcelona
Pjanic mengaku sejatinya selalu ingin bermain untuk Barcelona. Tapi, situasi menjadi rumit. Bahkan ketika mendapat kesempatan bermain, Pjanic menyebut tak mampu tampil maksimal karena tidak berkomunikasi dengan sang pelatih.
"Saya selalu ingin bermain untuk Barca, tetapi saya tidak menyangka situasinya menjadi sangat rumit. Ada satu titik ketika saya bermain lebih sedikit (jarang), segalanya menjadi rumit," ujar Pjanic.
"Ketika saya bermain pun, itu terasa sulit (tampil maksimal) secara fisik dan mental karena hal ini telah merenggut kepercayaan diri saya, karena saya tidak berkomunikasi dengan (Koeman)," sambungnya.
Advertisement
Sangat Aneh
Lebih lanjut, Pjanic menilai hal-hal yang dilakukan terhadapnya sangat aneh. Ia justru lebih suka jika diberi tahu secara langsung oleh sang pelatih. Ia tidak ingin orang lain bertindak seolah tak terjadi masalah apa-apa dengan dirinya.
"Itu sangat aneh, karena seorang pelatih adalah pihak yang bisa memutuskan siapa yang akan bermain, dan siapa yang tidak. Akan tetapi, dia melakukannya dengan cara berbeda. Saya adalah pemain yang dapat menerima segalanya, saya ingin diberitahu secara langsung," tutur Pjanic.
Tak Menyesal
Meski demikian, Pjanic mengaku tidak pernah menyesal bergabung dengan Barcelona. Ia sadar bahwa dirinya adalah pribadi yang ambisius dan kompetitif, sehingga tiba di level Juventus serta Barcelona adalah pencapaian baik.
"Tidak, tidak pernah (menyesal). Dalam hidup, jika ada hal-hal yang harus terjadi, ya terjadilah. Saya telah berjuang sepanjang hidup dan karier saya, saya sangat ambisius, sangat kompetitif; saya telah mencapai level Juventus dan Barca," ujarnya.
"Saya tahu bahwa saya bisa bermain untuk tim ini, mereka hanya belum memberi saya kesempatan untuk bertanding, bergabung dengan grup, dan membantu lebih banyak," pungkasnya.
Penulis: Melinda Indrasari
Advertisement