Sukses

MU Temukan Pengganti Aaron Wan-Bissaka

MU dikabarkan telah mengindentifikasi Nordi Mukiele dari RB Leipzig sebagai pengganti potensial untuk bek sayap Aaron Wan-Bissaka.

Liputan6.com, Manchester - Penampilan Aaron Wan-Bissaka mendapat sorotan di tengah performa buruk Manchester United atau MU, baru-baru ini Bek sayap berusia 23 tahun itu di bawah tekanan setelah menerima kartu merah yang membuat Man Utd kalah 1-2 dari Young Boys di laga pembuka Liga Champions.

Menurut media Spanyol Fichajer via Sports Bible, petinggi MU sudah kehilangan kesabaran dengan Wan-Bissaka. Mereka dikabarkan mengincar Nordi Mukiele dari RB Leipzig sebagai pengganti potensial.

Mukiele menjadi pemain yang konsisten dan telah membuat lebih dari 100 penampilan untuk Leipzig. Selain itu, dia juga pemain serba bisa yang mampu bermain di empat bek dan bahkan bisa melakukan pekerjaan sebagai gelandang darurat.

Tidak seperti Wan-Bissaka, Nordi Mukiele juga memiliki cap internasional. Pemain berusia 23 tahun itu melakukan debutnya untuk timnas Prancis dalam kemenangan 2-0 atas Finlandia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Agustus lalu.

 

2 dari 3 halaman

Tidak mau pemain Inggris

MU saat ini kekurangan bek kanan. Wan-Bissaka, yang dianggap sebagai bek kanan pilihan pertama, sedang berjuang untuk mendapatkan performa terbaiknya. Sementara performa Diogo Dalot belum meyakinkan Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer.

Menurut Fichajes, MU tidak ingin mendatangkan pemain Inggris untuk menutupi atau menggantikan Wan-Bissaka. Sebab, pemain Inggris selalu lebih mahal. Karena itu, Setan Merah menargetkan Mukiele.

 

3 dari 3 halaman

Kurang berkesan

MU membayar hampir 50 juta pound untuk mengamankan jasa Wan-Bissaka pada musim panas 2019. Bek sayap berusia 23 tahun ini sejauh ini telah membuat 107 penampilan untuk Setan Merah di semua kompetisi.

Tapi, Pundit TalkSPORT Michael Gray tidak terkesan dengan penampilan Wan-Bissaka saat MU kalah 0-1 dari Aston Villa di Liga Inggris, akhir pekan lalu. Dia percaya Wan-Bissaka adalah bek bagus ketika satu lawan satu.

Namun, menurutnya, kontrol bolanya tidak setara dengan sepak bola yang dimainkan di League Two. "Dia bek terbaik di Liga Inggris dalam situasi satu lawan satu. Tapi, distribusinya dengan bola, bola di kakinya ... dia tidak akan mendapatkan permainan di Liga Dua," kata Gray.

"Ketika saya melihatnya bermain, dia tidak pernah terlihat nyaman dengan bola di kakinya. Saya tidak merasa percaya diri sama sekali, saya pikir dia juga tidak."