Liputan6.com, Jakarta - Physio atau tim medis memiliki peran penting di klub sepak bola. Aksi sigap mereka diperlukan untuk mengobati pemain yang cedera di lapangan.
Posisi mereka makin penting menghadapi situasi tertentu. Misalnya pemain terkena masalah serius yang mengancam nyawa.
Skenario lain adalah sudah habisnya jatah pergantian pemain. Sentuhan magis mereka diperlukan agar tim bisa tetap mengandalkan 11 orang.
Advertisement
Namun, apa jadinya jika physio yang bertugas merawat justru cedera?
Berita Video Spotlight Jack Wilshere, Santi Cazorla dan Pemain Arsenal yang Karirnya Hancur Karena Cedera
Ditertawakan Penonton
Philip Wood sedang menyaksikan Plymouth melawan Southampton di Home Park pada musim 2006/2007. Pemain Southampton terkena cedera hamstring di sisi jauh lapangan.
Merasa jasanya dibutuhkan, physio The Saints berlari kencang menuju pasien. Namun, sekitar 10 meter sebelum mencapai tujuan, dia mulai terpincang. Sang physio ternyata juga mengalami masalah di otot belakang paha.
"Peristiwa ini jelas memancing tawa pendukung Plymouth," kata Wood, dikutip Guardian.
Advertisement
Kasus Lain di Italia
Peristiwa serupa hadir di Italia. Pada September 2012, physio Ternana Michele Martella mengalami cedera Achilles akibat berlari.
Kala itu Martella mencoba merawat dua pemain yang terkapar usai beradu kepala.
Cedera saat Selebrasi Gol
Insiden lain melibatkan Gary Lewin saat bertugas bersama Timnas Inggris. Yang membedakan, dia terkena cedera bukan ketika merawat pemain.
Engkel Lewin terkilir saat merayakan gol Daniel Sturridge ke gawang Italia pada Piala Dunia 2014. Akibatnya, dia harus ditandu menuju ambulans.
"Melompat merayakan gol, kakinya mendarat di botol. Dia tidak bisa lagi membantu kami di sisa turnamen. Ini momen sedih bagi kami," kata pelatih Inggris ketika itu, Roy Hodgson, dikutip BBC.
Advertisement