Sukses

Bola Ganjil: Klub atau Timnas? Filosofi Unik dalam Membangun Skuat

Terbukanya pintu bagi pemain asing serta melonggarnya peraturan terkait kuota sudah memengaruhi kebijakan klub sepak bola dalam membangun skuat.

Liputan6.com, Jakarta - Terbukanya pintu bagi pemain asing serta melonggarnya peraturan terkait kuota sudah memengaruhi kebijakan klub sepak bola dalam membangun skuat.

Dulu klub hanya boleh menurunkan 1-2 muka impor. Angka tersebut terus bertambah tergantung lokasi klub berasal serta seiring berjalannya waktu. Kini batasan nyaris tidak ada.

Inter Milan merupakan salah satu klub yang memaksimalkan kondisi tersebut. I Nerazzurri pada dasarnya memang dibentuk untuk panggung dunia, terlihat dari nama depan resmi yakni Internazionale.

Mereka tidak malu mengedepankan pesepak bola impor ketimbang mencari bakat dalam negeri.

Namun, Inter Milan menciptakan fenomena lain dalam kehadiran pemain asing. Mereka sempat menumpuk pesepak bola dari satu negara tertentu.

2 dari 4 halaman

Bukan karena Pelatih

Sudah memiliki Nicolas Burdisso, Javier Zanetti, Juan Sebastian Veron, Kily Gonzalez, Esteban Cambiasso, dan Julio Cruz pada 2004/2005, Inter Milan menambah dua pemain Argentina untuk musim berikutnya.

Datang Walter Samuel dan Santiago Solari sehingga jumlah pesepak bola Negeri Tango di sana berjumlah delapan.

Tidak diketahui pasti alasan di balik kebijkakan ini. Yang jelas, Inter Milan melakukannya bukan karena faktor pelatih. Saat itu mereka ditangani nakhoda lokal Roberto Mancini.

 

3 dari 4 halaman

Kebijakan Van Gaal di Barcelona

Berbeda dengan Barcelona. Louis van Gaal yang tengah berkuasa di Camp Nou memprioritaskan transfer kompatriot. Pada musim debut 1997/1998, dia mendatangkan Ruud Hesp, Michael Reiziger, dan Winston Bogarde.

Untuk edisi berikutnya, Van Gaal memboyong Patrick Kluivert, Phillip Cocu, Boudewijn Zenden, serta Ronald dan Frank de Boer. Kehadiran mereka ternyata berbuah positif. Barcelona sukses menjuarai La Liga dua musim beruntun.

 

4 dari 4 halaman

Klub Pengumpan

Taktik Inter Milan dan Barcelona tidak ada apa-apanya ketimbang klub Portugal, Maritimo. Saat Paulo Bonamigo bekerja musim 2005/2006, dia merekrut banyak rekan senegara dari Brasil ke skuat hingga berjumlah 19 pemain.

Klub Belgia, Beveren, lain lagi. Mereka memiliki skuat yang diisi mayoritas pemain asal Pantai Gading. Beveren bahkan pernah menurunkan 10 pemain negara itu dalam satu pertandingan.

Kondisi tersebut tidak lepas dari kondisi klub. Beveren mengalami masalah keuangan sehingga menjual hampir seluruh pemain asal Eropa. Mereka kemudian mendatangkan pesepak bola dari Pantai Gading dan mematangkannya untuk dijual dengan harga tinggi.

Beveren bisa melakukannya karena memiliki feeder (pengumpan) dari Pantai Gading, yang juga menjadi salah satu nama besar di Afrika, yakni ASEC Abidjan. Dalam perjanjiannya, ASEC setidaknya mengirim empat pemain muda ke Beveren setiap musim.