Liputan6.com, Jakarta- Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori) Prof. Djoko Pekik Irianto ikut menanggapi kasus sanksi adan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI). Menurutnya kejadian ini karena tidak adanya komunikasi yang intensif antara keduanya.
Sanski dari WADA ini membuat Indonesia tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih saat menjuarai Thomas Cup 2020 akhir pekan kemarin. Bendera Merah Putih diganti logo PBSI.
Djoko Pekik pun mengapresiasi langkah cepat Menpora Zainudin Amali menyelesaikan masalah ini. Seperti diketahui Menpora telah membentuk tim percepatan pencabutan sanksi WADA.
Advertisement
Dengan adanya bantuan dari Menpora diharapkan komunikasi LADI dengan WADA dapat lancar sehingga sanksi bisa dicabut. Djoko mencontohkan Ketua LADI sebelumnya Hapmi Sari Ambarukmi, memiliki komunikasi dengan WADA yang luar biasa bagus.
Dengan demikian kalaupun ada hal-hal semacam ini akan terjadi sanksi dan sebagainya, biasanya sebelum berkirim surat, pihak WADA akan memberikan kabar terlebih dahulu atau setidaknya personal by phone.
"Komunikasi intensif ini terjadi di masa lalu sehingga kalau akan ada sanksi tentu bisa kita kejar agar tidak di sanksi. Saat ini Indonesia sudah disanksi sudah dibuktikan dengan tidak berkibarnya Merah-Putih di Piala Thomas," kata Prof. Djoko Pekik, Selasa (19/10/2021).
Satgas
Prof. Djoko juga memberikan saran kepada Menpora Zainudin Amali terkait pembentukan Satgas dalam rangka mempercepat pencabutan sanksi WADA kepada Indonesia.
WADA adalah badan yang terafiliasi kepada IOC, kemudian LADI terafiliasi dengan WADA, ini independent. Yang harus diperhatikan, jangan sampai niat baik Pak Menpora dianggap intervensi kepada WADA dari pemerintah Indonesia.
"Saran saya, segera saja LADI berkomunikasi intensif dengan WADA jika perlu datang langsung ke kantor WADA di Kanada untuk menanyakan langsung masalah apa yang terjadi meskipun kita sudah tahu, kemudian apa solusi yang harus dilakukan," katanya.
Advertisement
LADI
Dengan LADI yang proaktif dengan WADA tentu akan menjadi catatan tersendiri bagi WADA untuk bagaimana membantu menyelesaikan sanksi itu bagi Indonesia. "Niat pak Menteri bagus membentuk Satgas hanya saja kita khawatir tim itu nanti dianggap bentuk intervensi kepada WADA," imbuhnya.
"Poinnya biarkan saja LADI saja yang berkomunikasi langsung dengan WADA difasilitasi oleh Kemenpora. Sedangkan, NOC Indonesia itu tidak ada afiliasinya ke WADA. NOC Indonesia afiliasinya ke IOC. Jadi, Ketua NOC Indonesia berkomunikasi dengan Ketua IOC Thomas Bach menyampaikan masalah ini dan upaya apa yang diambil Indonesia, sehingga ada dua jalan, LADI ke WADA di Canada dan NOC Indonesia ke IOC," lanjutnya.
"Sekali lagi kami apresiasi kepada Pak Menpora yang telah cepat membentuk tim akselerasi dan investigasi tapi saran kami tetap saja LADI yang menjadi leading sector untuk bertemu dengan WADA menyelesaikan masalah sanksi ini. Semoga dengan komunikasi intensif LADI dan WADA poin-poin dan skema penyelesaian masalah utamanya untuk mempercepat pencabutan sanksi bisa segera terwujud," tutupnya.