Liputan6.com, Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali melakukan pertemuan dengan Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A. Ph.D di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat. Kemenpora menjajaki kerjasana dengan UI guna mengembangkan prestasi olahraga di kampus.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir hadir bersama rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, Direktur Kerja Sama UI, Dr. Toto Pranoto, S.E,, M.M. Adapun, Menpora Amali didampingi Staf Ahli Bidang Budaya Sportivitas, Hamka Hendra Noer dan Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi, Sri Wahyuni.
Baca Juga
Menpora Zainudin Amali memaparkan bila pertemuan ini membahas sejumlah hal, terutama terkait penjajakan kerjasama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dengan Universitas Indonesia baik di bidang kepemudaan maupun di bidang olahraga.
Advertisement
“Pagi ini saya kedatangan pak Rektor UI, perguruan tinggi kebanggaan kita semua. Dan kami mendiskusikan berbagai hal baik itu untuk bidang kepemudaan maupun bidang olahraga yang bisa dikerjasamakan dan bisa kita kembangkan untuk prestasi olahraga supaya lebih baik ke depan,” ujar Menpora Amali usai pertemuan.
Menpora menilai dukungan perguruan tinggi sangat penting dalam kemajuan olahraga. Sebab, kalau perguruan tinggi sudah bergerak maka bisa dipastikan elemen masyarakat lainnya akan ikut.
Program
Menpora pun mengapresiasi dan menyambut baik program yang sudah dicanangkan UI yakni Kampus Merdeka, Merdeka Belajar terutama terkait penyeimbangan intelektualitas dan tingkat kebugaran. Disisi lain, dicanangkan kurikulum khusus atlet, sehingga atlet yang berprestasi maka prestasinya akan dikonversi jadi prestasi akademik.
“Program-program yang sudah disiapkan sebagai implementasi dari Kampus Merdeka, Merdeka Belajar di UI apa yang disampaikan pak Rektor tadi tentu sangat bisa kita desain sebagai satu kerja sama antara Kemenpora dan UI,” katanya.
“Jadi saya sambut baik, kami menyambut baik gagasan ini, dan apalagi dimulai dari UI saya kira resonansinya berbeda dengan kalau kita mulai dari tempat lain. Kami terbuka apa yang dikerjasamakan bisa dikolabosikan,” katanya.
Menpora Amali berharap apa yang sudah dirancang UI tersebut menjadi contoh yang baik dan para orang tua tidak lagi khawatir ketinggalan akademik saat anak-anaknya menjadi atlet berprestasi.
“Masyarakat yang punya keinginan bagi anak-anaknya untuk menjadi atlet dan olahragawan berprestasi tetapi tanpa ketinggalan dari sisi akademiknya. Nah ini oleh Rektor sudah dirancang, sehingga itu akan bisa dikerjakasamakan dengan Kemenpora,” ujarnya.
Advertisement
Beasiswa
Sementara itu, Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, menjelaskan bahwa beberapa negara yang olahraganya maju yaitu mereka melibatkan perguruan tinggi dalam perekrutan atlet-atlet berprestasi.
“Sebagai contoh, turnamen basket itu kalau di Amerika Serikat itu NCAA Basketball Collage. Jadi disana dia kan menjalani kurikulum, tapi dia juga adalah atlet dan beasiswanya adalah sebagai atlet,” ujarnya.
Menurutnya, para atlet di NCAA tersebut memiliki kurikulum sedniri yang sudah disesuaikan dengan ilmu keolahragaan.
“Jadi misalanya dia, mempelajari sejarah, ya sejarah olahraga. Kalau statistic, dia mempelajari bagaimana masuk ke ring basket, berapa kali dari kiri, berapa dari kanan,” ungkapnya.
Menurutnya, hal ini akan mengintegrasikan kehidupan orang yang ingin berkarir di bidang olahraga. Dan itu akan dimulai dari sejak dia kecil mulai dari sejak kecil hingga masuk ke Perguruan Tinggi.
“Termasuk nanti ketika dia tidak lagi menjadi atlet, dia biasa menjadi analis, atau pelatih atau bahkan manajer sepak bola mislanya. Jadi semacam ada kesinambungan karier, ini adalah bagaimana karir olahraga dapat dikembangkan secara nasional. Saya rasa kami perguruan tinggi berniat berkontribusi untuk ini,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Wakil Rektor UI, Abdul Haris menambahkan bahwa selain program untuk keolahrgaan, pihaknya memiliki program kepemudaan Meredeka Belajar, dimana para mahasisiwa diberi kesempatan untuk membangun desa dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah atau desa.
“Itu program yang bisa meningkatkan kesejahteraan desa,” harapnya.