Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan menjadi satu-satunya cara untuk merebut gelar juara di olahraga. Dalam sistem kompetisi format round robin, seperti liga domestik, mereka yang paling sering berjaya hampir pasti menduduki takhta pada akhir musim.
Pada sepak bola, kemenangan didapat dengan mencetak gol lebih banyak ketimbang lawan.
Meski pertahanan kuat kerap memainkan faktor, harus diakui para penyerang memainkan peran lebih demi menuntaskan misi tersebut. Tidak heran jika harga transfer striker lebih tinggi ketimbang bek.
Advertisement
Namun, ada beberapa tim yang mampu membawa pulang titel meski tidak produktif. Rata-rata gol mereka bahkan tidak mencapai satu per pertandingan.
Simak kisah AIK dan Aduana Satrs di halaman berikut.
Rival Gagal Maksimalkan Keadaan
AIK merebut mahkota juara Liga Swedia 1998 walau cuma membuat 25 gol dalam 26 pertandingan dalam semusim. Mereka mengoleksi 46 angka di klasemen akhir berkat rapor 11 kemenangan, 13 imbang, dan dua kali kalah.
Alasan terbesar di balik kesuksesan klub berjuluk Gnaget itu adalah ketidakmampuan rival memaksimalkan keadaan.
AIK merupakan tim dengan produktivitas terburuk di antara menghuni empat besar. Namun, Helsingborgs IF (mencetak 43 gol), Hammarby IF (39), dan Halmstads BK (42) gagal mengkonversi kesuburan untuk poin.
Helsingborgs dan Halmstads bahkan unggul jumlah kemenangan dari AIK, dengan 12 berbanding 11. Masalahnya, kekalahan mereka juga lebih banyak. Jika AIK cuma mendapat dua hasil negatif, Helsingborgs takluk dalam enam kesempatan. Sementara Halmstads tumbang sembilan kali.
Â
Advertisement
Dibantu Head to Head
Capaian Aduana Stars saat menjuarai Liga Ghana pada 2009/2010 lebih unik lagi. Mereka meraih 15 kemenangan, delapan imbang, dan tujuh kalah untuk mengoleksi 53 angka dalam 30 laga. Rapor mereka benar-benar identik seperti peringkat kedua Ashanti Gold dalam setiap kategori.
Yang membedakan adalah gol. Aduana Stars hanya menciptakan 19 gol. Sementara Ashanti Gold hampir menghasilkan dua kali lipat, tepatnya 36.
Beruntung operator kompetisi menggunakan catatan head to head ketimbang selisih gol untuk menentukan posisi. Aduana Stars mengungguli Ashanti Gold dalam dua pertemuan.
Bisa ditebak, mereka berjaya 1-0 di satu laga, dengan pertandingan lain berakhir 0-0.