Liputan6.com, Manchester - Manchester United harus puas bermain imbang melawan Young Boys. Laga pamungkas penyisihan Grup F Liga Champions yang dimaninkan di Old Trafford, Kamis (9/12/2021) dini hari WIB, berakhir 1-1.
MU unggul terlebih dahulu di menit ke-9 lewat tendangan salto luar biasa Mason Greenwood yang mengonversi umpan silang Luke Shaw. Gol itu dibalas Young Boys setelah sepakan Fabien Rieder tidak bisa dihalau penjaga gawang Dean Henderson d menit ke-42.
Hasil tersebut membuat Man Utd gagal membalas kekalahan dari klub Swiss itu. Pada pertemuan pertama, Setan Merah menyerah 1-2.
Advertisement
Meski demikian, Manchester United lolos ke babak 16 besar Liga Champions sebagai juara Grup F. Sedangkan Young Boys menempati posisi juru kunci atau keempat.
Â
Tim berbeda
Setelah mengamankan tiket ke babak 16 besar, manajer sementara MU Ralf Rangnick mengambil kesempatan untuk menilai pemainnya. Dengan 11 perubahan, ahli taktik asal Jerman tersebut memainkan tim yang sama sekali berbeda dari yang diturunkan dalam laga pertamanya melawan Crystal Palace di Liga Inggris pada akhir pekan lalu.
Pemain senior, pinggiran dan akademi MU diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka. Amad Diallo dan Junior Elanga diberikan debut sebagai starter di Liga Champions.
Sementara Zidane Iqbal dan Charlie Savage membuat penampilan debut mereka menjelang akhir babak kedua.Kiper berusia 35 tahun Tom Heaton juga mendapatkan kesempatan langka saat menggantikan Dean Henderson pada menit ke-68.
Â
Advertisement
Komentar Ralf Rangnick
Usai laga, Ralf Rangnick berbicara kepada BT Sport tentang perubahan skuatnya. "Kami seharusnya menjadi 2 jika tidak unggul 3-0," ucapnya.
"Kami mendapat dua peluang bagus dari Amad dan Juan Mata. Kami sedikit ceroboh dalam situasi ini. Kami mendapat gol ketiga dari Elanga di babak kedua."
"Kami tidak bertahan cukup tinggi, tidak cukup proaktif," ucap Rangnick. "Kami juga bisa saja memberikan dua atau tiga gol. Jika skor akhir adalah 3-3 atau 4-3 bagi kami, tidak ada yang bisa mengeluh."
"Yang menjengkelkan adalah bagaimana kami memberikan gol. Kami terlalu banyak memainkan bola ke lini pertama area tekanan mereka dan ini juga terjadi pada gol yang kami kebobolan," keluhnya.
"Kami bisa saja menghalau bola dengan mudah. ​​Setiap kali kami memainkan bola ke lini kedua atau ketiga, kami selalu berbahaya."