Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Junior Soccer League (IJSL) merupakan ajang kompetisi sepak bola yang menjadi wadah untuk mengasah bakat dan prestasi sejak usia dini. Nantinya, keberadaan IJSL diharapkan dapat membantu membuka jalan bagi para pemain junior untuk bisa berprestasi di ajang kompetisi internasional.
Mulai diselenggarakan pertama kali sejak 2012, IJSL memiliki visi yang berkelanjutan. Tidak hanya sebagai wadah pengembangan bakat dan kemampuan fisik, tetapi juga pengembangan karakter dan penanaman nilai nasionalisme.
Baca Juga
Setelah sukses diselenggarakan pada 2021, IJSL akan kembali hadir pada Maret 2022 dengan target dapat diikuti oleh 96 sekolah sepak bola yang berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Rencananya, IJSL akan diselenggaran di Lapangan Jakarta Japanese Sports Club, Sentul Selatan, Bogor.
Advertisement
Seluruh peserta IJSL akan berlaga untuk mendapatkan penilaian terbaik sepanjang kompetisi itu berlangsung. Nantinya, para pemain yang terpilih berkesempatan mengikuti kejuaraan dunia khusus sepak bola junior, yaitu Gothia Cup Sweden 2022 yang berlangsung di Gothenburg, Swedia.
Bob Hippy selaku penasehat IJSL merasa senang atas kembali digelarnya IJSL setelah selama dua tahun terakhir terbatas karena adanya pandemi Covid-19.
"Kami menyakini tahun 2022 akan menjadi kebangkitan bagi dunia sepak bola junior Indonesia karena setelah mereka membuktikan kemampuannya dalam IJSL, para juaranya akan secara otomatis diikutsertakan dalam Gothia Cup Sweden 2022." Ujarnya.
"Penyelenggaraan pada Maret nanti akan tetap dijalankan sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah, oleh karena itu semua pertandingan dapat disaksikan melalui akun youtube official IJSL," sambungnya.
Harapan Prestasi di Gothia Cup
Perlu diketahui, Gothia Cup adalah kompetisi sepak bola internasional untuk kategori junior yang diikuti oleh kurang lebih 1.700 tim sepak bola dari 80 negara pada level U-10 dan U-12.
Sebelum masa pandemi, Gothia Cup telah diselenggarakan di China dan Swedia setiap tahunnya. Namun, khusus tahun 2022 hanya Swedia yang akan mengadakan kompetisi tersebut.
Direktur Acara IJSL Novend Hippy mengatakan, Indonesia memiliki harapan besar dari prestasi para pemain junior tersebut dalam ajang kompetisi internasional.
"Program yang dimiliki IJSL tidak hanya diberikan bagi para pemain, tetapi juga pelatih dan orang tua sebagai lingkungan terdekat, sehingga bisa berjalan bersama diatas pemahaman yang sama." Ungkapnya.
"Mari kita dukung terus prestasi anak-anak Indonesia dan harumkan nama Indonesia dikancah sepak bola internasional" pungkasnya.
Advertisement
IJSL Buktikan Prestasi di Gothia Cup
Keberadaan IJSL telah memperlihatkan bukti, yaitu dengan diraihnya posisi-posisi bergengsi oleh para juara IJSL yang telah mengikuti Gothia Cup sepanjang 2017 hingga 2019.
Pada Gothia Cup China 2017, Indonesia mampu merebut posisi ketiga untuk kategori usia 13 tahun. Selain itu, Indonesia berhasil meraih Most Valuable Player untuk kategori usia 12 tahun pada 2018 dan 2019.
Guna mencapai prestasi-prestasi tersebut, IJSL tidak hanya membina pesertanya secara fisik, tetapi juga menanamkan sportivitas, kepemimpinan, kerja sama, ketangguhan dan nasionalisme. Sehingga, kompetisi dapat berjalan dengan sehat dan memberikan manfaat nyata saat diluar lapangan.
Penulis: Rafi Abdul Rochim