Liputan6.com, Jakarta - Kapten adalah jabatan sakral di tim olahraga, termasuk sepak bola. Dia merupakan tangan kanan pelatih di arena pertandingan.
Meski secara formal tanggung jawabnya terbilang minim, yakni memilih sisi koin sebelum laga serta jelang adu penalti, peran kapten tim sepak bola lebih dari itu.
Dia menjadi wajah tim dan mendapat berbagai kehormatan, salah satunya sosok pertama yang mengangkat trofi. Tidak heran posisi tersebut memberi kebanggaan tersendiri.
Advertisement
Kapten tim membedakan diri dengan memakai ban di lengan. Desainnya terbilang monoton karena sama seperti yang dikenakan klub lain, sesuai kebijakan operator kompetisi.
Namun, Huesca mendobrak tren itu di Segunda Division 2019/2020. Ban kapten milik Jorge Pulido berbeda di partai tandang.
Penghormatan Asal Lawan
Ada alasan khusus di balik hal ini. Huesca sengaja mendesain ban kapten berbeda sebagai penghormatan bagi kota atau provinsi asal lawan.
Setelah pertandingan, Pulido kemudian memberikan ban kapten tersebut sebagai tanda kenang-kenangan kepada tuan rumah.Â
Salah satu contoh adalah ban kapten untuk partai kontra Tenerife di Estadio Heliodoro Rodriguez Lopez. Desain ban kapten Pulido menggambarkan motif pohon.
Desain tersebut mencerminkan pohon naga tertua yang masih hidup. Diperkirakan usianya seribu tahun.
Pohon naga itu menjadi salah satu simbol Tenerife dan ditetapkan sebagai monumen nasional di Spanyol pada 1917.
Â
Advertisement
Belajar Budaya Spanyol
Untuk laga kandang, Huesca mengenakan ban kapten standar sesuai operator kompetisi. Namun, mereka mengenakan desain berbeda pada duel kontra Mirandes.
Terjadi setelah jeda akibat pandemi Covid-19, ban kapten Pulido menggambarkan dokter, suster, dan tim medis mengenakan masker. Desain ini merupakan penghormatan bagi para pahlawan dalam menghadapi krisis kesehatan.
Ragam ban kapten Huesca ini juga punya fungsi lain. Desainnya bisa jadi bahan pembelajaran untuk mengenal dan belajar lebih jauh terhadap berbagai pelosok Spanyol.