Liputan6.com, Jakarta Timnas Singapura menjadi rintangan yang mengadang Timnas Indonesia di babak semifinal Piala AFF 2020. Kedua tim akan bertarung dua kali di Singapore National Stadium, 22 dan 25 Desember 2021.
Dalam duel ini, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong bakal beradu cerdik dengan Tatsuma Yoshida, pelatih asal Jepang yang sudah menangani The Lion-julukan timnas Singapura--sejak tahun 2019 lalu.
Baca Juga
Dibanding Sin Tae-yong yang sudah pernah menangani timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018, Yoshida boleh dikatakan masih kalah mentereng. Sebelum dipercaya menangani The Lions, Yoshida hanya berpengalaman di level klub Liga Jepang. Dia mengawali karier dari Kashiwa Reysol tahun 2015.
Advertisement
Setahun kemudian, dia kemudian pindah ke Albirex Niigata. Yoshida juga pernah menangani tim Ventforet Kofu pada tahun 2017. Sayang, di tangan Yoshida, tim yang pernah diperkuat oleh Irfan Bachdim tersebut harus turun kasta dan Yoshida akhirnya diberhentikan pada April 2018.
Beban yang dipikul Yoshida bersama timnas Singapura terbilang tidak mudah. Sebab, prestasi The Lions belakangan sedang menurun. Pada Piala AFF, tim yang empat kali menjadi juara itu sudah dua edisi gagal menembus fase knock out. Terakhir kali Singapura lolos ke semifinal, pada tahun 2012.
Tangisan Yoshida
Tekanan bertambah berat setelah Singapura mulai tampil di Piala AFF 2020. Publik yang awalnya tidak terlalu antusias mengikuti perkembangan timnya, mulai banyak menuntut. Sejumlah suporter di tribune penonton bahkan sempat mengejek Yoshida saat timnya ditekuk 0-2 oleh timnas Thailand.
Kekalahan ini membuat Singapura melangkah ke semifinal dengan status runner up grup A.
Gabriel Tan, dalam artikel yang ditulisnya di ESPN pada 19 Desember lalu menjelaskan, tiga hari sebelumnya, Yoshida masih bisa menanggapi dengan tenang perlakuan tersebut. Saat itu dia meminta publik tidak terlalu menuntut timnya bermain selevel dengan Spanyol, Korea Selatan atau Jepang.
Sabtu lalu, Yoshida juga sudah berusaha tenang dan menyebut dirinya bukan Pep Guardiola. Hanya saja, kali ini, pelatih berusia 47 tahun itu sedikit lebih terguncang dan gagal membendung air matanya. Dia tersinggung dengan apa yang dianggapnya sebagai kritik yang tidak perlu. Yoshida kemudian menangis meluapkan kecintaannya terhadap timnas Singapura dan meminta publik mempercayai para pemainnya. Dia lalu menyudahi jumpa pers lebih awal, dan kembali sebentar untuk meminta maaf.
"Adegan ini mengisyaratkan seorang pria yang dibebani tekanan unik memimpin tim yang awalnya dicuekin oleh banyak dari mereka (suporter), yang tiba-tiba mengharapkan Lions untuk pergi jauh-jauh setelah serangkaian hasil yang layak menyegel tempat di semifinal," tulis Tan.
Advertisement
Pelatih Sopan
Di mata Tan, Yoshida merupakan pelatih sopan yang bertutur kata ramah. Namun tekanan publik yang datang menghakiminya belakangan ini ternyata mampu mengguncang emosinya sebagai pelatih.
Yoshida, pertama kali menangani Timnas Singapura pada 30 Mei 2019. Kiprah petamanya bersama The Lions berakhir dengan kemenangan 4-3 melawan Kepulauan Salomon di Stadion Nasional, Singapura.
Pada bulan Februari lalu, kontrak Yoshida diperpanjang hingga Desember 2022. Namun tidak banyak yang bisa dilakukan Yoshida. Pandemi virus COVId-19 yang melanda dunia membuat programnya bersama The Lions berantakan. Meski demikian, Yoshida senang bisa melanjutkan kiprahnya.
"Saya sangat senang bsia melanjutkan tugas sebagai pelatih timnas dan ini merupakan pengalaman yang menarik dan sangat penting," katanya saat itu seperti dilansir CNA. Sebelum memperpanjang kontrak, Yoshida sudah memimpin 9 laga timnas Singapura--4 uji coba dan 5 kualifikasi Piala Dunia 20022. Dari seluruh laga tersebut, Yoshida meraih 3 kemenangan, 2 imbang, dan 2 kali kalah.
Bawa Kemajuan
Kehadiran Yoshida juga mendapat sambutan hangat dari para pemainnya. Hariss Harun, kapten timnas Singapura, menyebut banyak kemajuan yang mereka alami sejak kehadiran Yoshida di tim.
"Tim telah bekerja di bawah pelatih Tatsuma sejak dia mengambil alih dan kemajuan yang telah kami buat jelas untuk dilihat semua orang. Para pemain mendapat manfaat dari metode dan keyakinannya dan meningkat di bawah bimbingannya," kata Harun menanggapi perpanjangan kontrak Yoshida.
Sebenarnya bukan hal yang aneh bila publik Singapura menuntut banyak terhadap kiprah Yoshida di Piala AFF 2020 ini. Sebab selama ini, The Lions punya tren yang bagus di turnamen yang dulu dikenal dengan sebutan Piala Tiger itu. Singapura merupakan negara dengan koleksi trofi Piala AFF terbanyak kedua setelah Thailand. Sepanjang turnamen ini ada, timnas Singapura sudah empat kali juara, yakni pada 1998, 2004, 2007, dan 2012. Timnas Indonesia juga perlu waspada sebab 'kemarahan' Yoshida terhadap kritik suporter sendiri. Pembalasannya bisa saja dilampiaskan pada semifinal Piala AFF 2020.
Advertisement