Sukses

Bawa Timnas Indonesia ke Final Piala AFF 2020, Shin Tae-yong Masih Marah karena Hanya Disediakan Nasi Kotak

Timnas Indonesia dan negera lainnya hanya disediakan nasi kotak oleh panitia Piala AFF 2020. Menu makanan itu membuat pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong marah.

Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia lolos ke final Piala AFF 2020. Skuat Garuda bakal menghadapi Thailand pada final yang akan dimainkan di National Stadium, Singapura, 29 Desember 2021 dan 1 Januari 2022.

Meski demikian, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong masih marah. Sebab, Asnawi Mangkualam cs hanya makan nasi kotak selama Piala AFF.

"Saya mencoba menanamkan gaya bertarung pada sepak bola Indonesia. Sayangnya, di turnamen ini kami hanya makan nasi kotak," kata Shin Tae-yong dalam wawancara dengan media Korea Selatan The JongAng, Senin, 27 Desember.

Sejak hari pertama di Singapura, Timnas Indonesia sudah dibuat marah panitia Piala AFF 2020. Karena, skuat Garuda hanya disediakan makanan nasi kotak yang kurang mencukupi kebutuhan gizi pemain. 

2 dari 3 halaman

Tidak manusiawi

Penyediaan nasi kotak sudah menjadi masalah sebelum Piala AFF 2020 bergulir. Dzenan Radoncic, asisten pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong, mengunggah sebuah foto makanan di akun Instagram miliknya @dzenoalis, Minggu, 5 Desember 2021.

Radoncic kesal karena hanya mendapat nasi kotak. Padahal, di turnamen sebesar Piala AFF, menu prasmanan bisa direkomendasikan.

"Begitulah cara mereka (panitia) memperlakukan orang-orang yang berada dalam sistem bubble di Singapura! Tidak manusiawi! Semoga sukses di AFF Suzuki Cup," kata mantan pesepak bola asal Montenegro itu.

 

3 dari 3 halaman

Diprotes negara lain

Tak hanya Timnas Indonesia, Vietnam juga memprotes penyediaan nasi kotak. Pelatih Vietnam Park Hang Seo mengeluh tidak ada menu daging babi di Piala AFF.

"Makanan benar-benar menjadi masalah ketika kami harus makan menu yang sama. Tim (kontestan) berbeda dalam agama, budaya, dan kami membutuhkan rasa hormat," ucap Park Hang-seo seperti dikutip Lao Dong,

"Misalnya Vietnam yang suka makan daging babi, tetapi tiga hari ini kita harus memakan ayam. Saya pikir penyelenggara harus lebih fleksibel dan mengatur makanan lebih tepat," imbuhnya.