Liputan6.com, Jakarta Andrew Jennings, wartawan asal Inggris yang berada di balik terkuaknya gurita korupsi di tubuh FIFA, tutup usia, Sabtu (9/1/2022). Jennings wafat di usia 78 tahun akibat penyakit yang muncul tiba-tiba.
Jennings sebenarnyaa sama sekali tidak paham dengan olahraga sepak bola. Namun naluri investigasi Jennings mampu mengendus kebobrokan yang tertutup rapi di tubuh FIFA. Sebelum mengobrak-abrik FIFA, Jennings berhasil membongkar skandal korupsi di tubuh Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Baca Juga
"Jika Anda perlu menyebutkan satu nama dalam revolusi olahraga internasional selama tiga puluh tahun terakhir, nama itu adalah Andrew Jennings," tulis Jens Sejer Andersen, direktur organisasi Denmark Play the Game, mengenang Jennings seperti dilansir dari Marca belum lama ini.
Advertisement
Jennings lahir di Skotlandia, tapi lama bermukim di London, Inggris. Saat jadi reporter BBC dia menyelidiki Juan Antonio Samaranch berkaitan dengan tindak korupsi yang dilakukan di IOC tahun 1992. Laporan investigasi tersebut dituangkan Jennings lewat buku berjudul The Lords of the Rings.
Penerbitan buku ini sempat membuatnya mendekam di penjara Swiss selama 5 hari. Meski demikian, hasil laporan tersebut membuat namanya melambung di dunia internasional dan sesama jurnalis.
Bongkar FIFA-gate
Tidak berhenti sampai di situ, beberapa tahun lalu Jenning mulai mengendus FIFA. Bertahun-tahun dia mengumpulkan bukti akan kebobrokan induk organisasi sepak bola tersebut. Penyelidikan Jennings ikut berperan dalam terkuaknya FIFAgate yang menyeret sejumlah petinggi FIFA akibat kasus korupsi.
Jennings setuju bertukar informasi dengan FBI karena merasa pada akhirnya, seseorang yang memiliki kekuatan nyata mendengarkan tuduhan korupsinya yang sudah berlangsung lama di FIFA.
Dalam sebuah acara jumpa pers tahun 2001 yang dihadiri Presiden FIFA masa itu, Sepp Blatter, Jennings pernah bertanya apakah pria asal Swiss itu pernah menerima suap. Blatter yang kini sedang menghadapi berbagai tuntutan hukum saat itu membantahnya, tapi Jennings tidak percaya.
Advertisement
Wartawan yang Gigih
Sejak saat itu, berbagai sumber orang dalam FIFA mulai menghubunginya dan menunjukkan bukti korupsi dan suap yang terjadi di tubuh FIFA. Mereka juga menjelaskan bagaimana suap dilakukan terkait hak siar, penentuan tuan rumah turnamen, hingga dalam pemilihan pengurus baru.
Jennings sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang sepak bola. Namun kegigihannya dalam menggali data, telah membuat kemampuan invesitgasinya mampu menjebol organisasi sebesar FIFA.
Jennings kemudian menerbitkan buku berjudul The Dirty Game pada tahun 2015.