Sukses

Wow, Kurniawan Dwi Yulianto Bakal Jadi Asisten Pelatih Klub Italia Como

Kurniawan Dwi Yulianto masih menunggu terbitnya visa sebelum bergabung dengan Como 1907.

Liputan6.com, Jakarta Mantan striker timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto kembali ke Italia. Jebolan timnas Primavera yang pernah menimba ilmu di Negeri Piza itu bakal bergabung dengan tim Serie B, Como 1907. 

Dalam wawancara dengan channel Youtube, Akurasi TV, Kurniawan mengaku bakal menempati posisi sebagai asisten pelatih Como 1907. Pria yang akrab disapa Si Kurus itu pun menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi bagian dari tim kepelatihan klub di level profesional sepak bola Italia. 

Dalam wawancara dengan Akurasi TV, Kurniawan bercerita tidak segera menerima tawaran dari Como. Sebab saat kesempatan pertama datang, dia masih menangani klub Malaysia, Sabah FA. 

"Enggak kebayang (jadi asisten pelatih Como), enggak punya mimpi juga. Tahun lalu saat mereka promosi ke Serie B, saya dihubungi Pak Mirwan (Suwarso, Como)," ujar Kurniawan. 

"Dia ingin ada pelatih asal Indonesia untuk jadi asisten. Tapi saat itu saya masih ada kontrak dengan Sabah. Ya alhamdulillah, mungkin sudah jalannya. Saat saya komunikasi lagi, mereka masih memberikan kesempatan," ujar pemain Kurniawan menambahkan. 

Como 1907 seperti diketahui berlaga di Liga Italia Serie B. Saat ini, tim yang bermarkas di Lombardy itu berada di urutan ke-11 dengan 25 poin. Como merupakan tim promosi usai menjuarai Seire C musim lalu. Saat ini, tim utama Como 1907 ditangani pelatih asal Italia, Gatusso Giacomo. 

 

2 dari 6 halaman

Milik Orang Kaya Indonesia

Dua tahun lalu, dua orang terkaya di Indonesia, Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono membeli klub ini dengan harga murah. Mereka membeli Como FC dengan nama Sent Entertainment Ltd.

Sent Entertainment Ltd, yang berdomisili di Inggris, dikendalikan oleh Bambang Hatono dan Robert Budi Hartono. Mereka merupakan bos perusahaan rokok kretek di Indonesia, Djarum, kekayaannya mencapai Rp 461 triliun.

Mirawan Suwarso, perwakilan Mola TV yang juga bagian dari salah satu usaha milik Djarum, dalam jumpa pers 2 tahun lalu membenarkan Como saat itu dalam status bermasalah hingga dinyatakan sebagai klub bangkrut di Italia. Karena itu, harganya juga murah, tidak sampai Rp 5 Miliar. 

Menurut Mirawan, saat dibeli, klub dikeliling mafia, pengaturan skor hingga banyak tunggakan, termasuk listrik dan air. (Simak berita selengkapnya tentangan pembelian Como di tautan ini).

 

3 dari 6 halaman

Menunggi Izin Kerja

Sementara itu, kepada Akurasi TV, Kurniawan mengaku belum bisa segera bergabung dengan tim Como. Dia masih menunggu work permit atau izin kerja terlebih dahulu.

"Work permit di Italia lagi enggak ngeluarin, jadi saya masih menunggu. Karena Como satu (program) sama Garuda Select. Jadi sekarang saya lagi tunggu Visa di UK (Inggris) untuk diperbantukan dulu di sana," kata Kurniawan.

Hal ini dibenarkan Kurniawan saat dihubungi Liputan6.com. Dia mengaku masih menunggu visa. 

Garuda Select memang program pembibitan pemain usia muda asal Indonesia yang menimba ilmu sepak bola di Inggris. 

 

4 dari 6 halaman

Profil Kurniawan

Kurniawan Dwi Yulianto tentu bukan nama asing bagi sepak bola Indonesia. Pria kelahiran Magelang ini merupakan salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Namanya melejit melalui program pembinaan usia muda Timnas PSSI Primavera tahun 1993. Bersama beberapa pemain lainnya, Kurnaiwan bahkan pernah dipercaya menjadi bagian dari tim Sampdoria Primavera tahun 1994.

Selanjutnya dia bergabung dengan klub yang bermain di Liga Swiss, FC Luzern selama setahun. 

Sepulang dari luar negeri, Kurniawan bermain di sejumlah klub besar di Indonesia. Mulai dari Pelita Bakrie, PSM Makassar, Persebaya Surabaya, hingga Persija Jakarta. Di era keemasannya, Kurniawan juga menjadi andalan timnas Indonesia di berbagai kompetisi, termasuk Piala AFF atau Piala Tiger. 

5 dari 6 halaman

Sebutan si Kurus

Sepanjang kariernya sebagai pesepak bola, Kurniawan mendapat julukan Si Kurus oleh pencinta sepak bola Indonesia. Julukan itu didapat Kurniawan sejak berlaga di Piala Tiger 1996.

Julukan yang diberikan kepada Kurniawan ini sama dengan julukan yang diberikan legenda Timnas Indonesia, mediang Ronny Pattinasarany. Alasan di balik pemberian julukan itu juga tak jauh-jauh dari fisik. 

Baik Ronny ataupun Kurniawan sama-sama memiliki perawakan kurus. Perawakan ini membuat Kurniawan bermain cukup lincah sebagai striker.

6 dari 6 halaman

Jadi Pelatih

Setelah pensiun sebagai pemain, Kurniawan melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Hingga saat ini, Kurniawan tercatat pernah menjabat sebagai asisten pelatih timnas Indonesia senior dan U-23. 

Sebelum bergabung ke Como 1907, Kurniawan juga sempat menangani tim Malaysia, Sabah FA.Â