Liputan6.com, Jakarta - Manchester United sedang berjuang untuk kembali menjadi klub yang ditakuti setelah ditinggal Sir Alex Ferguson pada 2013 lalu. Ahli strategi asal Skotlandia tersebut membawa Setan Merah 13 kali memenangkan gelar juara Liga Inggris.
Usai Ferguson pensiun, MU belum bisa memberikan tantangan gelar Liga Inggris yang kuat selama bertahun-tahun. Tak hanya itu, sepak bola Setan Merah juga jauh dari meyakinkan.
Baca Juga
Banyak yang percaya Man Utd sangat membutuhkan bimbingan yang tepat dan hanya bisa dicapai dengan mempekerjakan manajer yang terbukti serta cakap.
Advertisement
Ralf Rangnick saat ini menjabat sebagai manajer sementara klub hingga akhir musim. Pria Jerman itu akan menjadi konsultan klub dalam dua musim ke depan karena MU bakal menunjuk manajer permanen.
Berikut 5 kandidat manajer permanen MU seperti dikutip dari Sportskeeda.
Â
5. Zinedine Zidane
Peluang Zinedine Zidane untuk menjadi manajer permanen Manchester United pada musim depan paling kecil. Namun, di sepak bola tidak ada yang tak mungkin.
Setelah mendapatkan lisensi kepelatihannya di Real Madrid, Zidane mengambil alih tim utama Los Blancos pada Januari 2016. Saat itu, Real Madrid sedang terpuruk dan menuju musim tanpa trofi kedua berturut-turut.
Tetapi, Zidane mampu membalikkannya dalam sekejap. Ahli taktik asal Prancis tersebut membawa Los Blancos ke posisi urutan Liga Spanyol dan memenangkan trofi Liga Champions ke-11 di akhir musim.
Zidane mengambil cuti panjang di akhir musim 2018. Namun, dia dipaksa kembali setelah musim 2018-19 di Madrid memanas.
Selama beberapa musim berikutnya, dia memimpin Real Madrid meraih gelar Liga Spanyol lainnya dan satu tempat di semifinal Liga Champions. Zidane mengundurkan diri untuk kali kedua setelah kompetisi 2021-22 selesai.
Zidane punya kegemaran untuk mengelola ego besar dan bermain sepak bola yang memenangkan trofi. Membawanya ke Old Trafford bisa menjadi kudeta dekade ini di pihak United.
Â
Advertisement
4. Ernesto Valverde
Terkesan dengan kinerjanya di Athletic Bilbao, Barcelona merekrut Ernesto Valverde pada 2017, berharap untuk bertarung dengan Real Madrid racikan Zinedine Zidane. Sang pelatih langsung bekerja dan mengubah Barcelona menjadi tim yang paling cerdik dalam bertahan di Spanyol.
Blaugrana hanya kalah satu pertandingan di Liga Spanyol dalam perjalanannya meraih gelar di musim debutnya. Dia juga memenangkan Copa del Rey dan Piala Super Spanyol pada 2018.
Valverde memimpin tim Catalan meraih gelar liga lainnya di musim 2018-19. Tetapi. dia gagal di Liga Champions dan Copa del Rey.
Valverde dipecat beberapa bulan memasuki musim 2019-20 menyusul kekalahan di Piala Super Spanyol. Anehnya, Barcelona memimpin perburuan gelar liga ketika dia ditendang dari Camp Nou.
Manchester United dilaporkan mengadakan pembicaraan dengan Valverde setelah Ole Gunnar Solskjaer dipecat tahun lalu. Langkah tersebut tidak dapat diselesaikan pada saat itu, tetapi kesepakatan dapat dicapai musim panas mendatang.
Sepak bola pragmatisnya tidak mungkin memenangkan hati para penggemar di Old Trafford. Tapi, bakat juru taktik asal Spanyol itu untuk memenangkan gelar tidak bisa diabaikan.
Â
3. Ralf Rangnick
Pada akhir November 2021, Manchester United merekrut Ralf Rangnick untuk menjabat sebagai manajer sementara hingga akhir musim. Setelah masa jabatan interimnya berakhir, manajer asal Jerman itu akan bekerja sebagai konsultan di klub hingga 2024.
Ahli taktik Jerman ini belum pernah memenangkan gelar liga divisi pertama dalam kariernya tetapi dinilai tinggi untuk permainan sepak bolanya yang menarik. Di Schalke, dia memenangkan DFB Pokal dan DFL Supercup pada 2011, mendapatkan pujian dari seluruh dunia.
Mengelola Manchester United, bagaimanapun, telah terbukti jauh lebih menantang bagi Rangnick daripada Schalke. Dia tidak hanya harus mengelola ego besar, tetapi juga diminta mengimbangi tim-tim berat di Liga Inggris.
MU asuhan Rangnick saat ini bersaing untuk finis empat besar dan masih tampil di Piala FA serta Liga Champions. Jika MU lolos ke Liga Champions musim depan dan tampil terhormat di dua liga lainnya, Rangnick bisa mendapatkan kontrak permanen.
Beruntung baginya, para pemain akhirnya mulai menanggapi gaya permainannya yang menuntut namun efektif.
Advertisement
2. Erik ten Hag
Pelatih Ajax Erik ten Hag dijuluki sebagai 'hal besar berikutnya' dalam sepak bola. Dia secara taktis brilian, sepak bolanya menarik, dan memiliki mata untuk mencari serta mengembangkan talenta muda.
Di bawah asuhannya, Ajax memenangkan enam pertandingan penyisihan grup Liga Champions musim ini. Wakil Belanda itu menjadi klub ke-10 dalam sejarah yang mencapai prestasi tersebut.
Manchester United dilaporkan cukup menyukai Ten Hag dan sedang mempertimbangkan untuk merekrutnya di akhir musim. Jika mereka bisa meyakinkan Ajax untuk membiarkan ahli taktiknya itu pergi, MU akhirnya bisa memiliki manajer yang didukung sepenuh hati oleh para penggemar.
Sepak bola dengan intensitas tinggi dan operan cenderung membuat beberapa pemain tidak nyaman. Tapi, itu diyakini akan menjadi perubahan kecepatan yang menyenangkan bagi klub Inggris.
Â
1. Mauricio Pochettino
Waktu Mauricio Pochettino di ruang istirahat Paris Saint-Germain dapat berakhir dalam waktu kurang dari enam bulan. Sebab, klub kayak Prancis itu sedang mendekati Zinedine Zidane.
PSG baru saja tersingkir dari Piala Prancis, baru-baru ini. Sangat sedikit yang terkesan dengan gayar bermain PSG di bawah asuhan Pochettino.
Melangkah jauh di Liga Champions mungkin bisa menyelamatkan karier juru taktil asal Argentina itu. Tapi, itu tidak akan mudah.
Sebab, PSG akan menghadapi Real Madrid di babak 16 besar. Pochettino harus menghasilkan sesuatu yang ekstra istimewa untuk membawa PSG lolos ke perempat final.
Bahkan salah kecil saja bisa berakibat fatal bagi Pochettino. Jika hal-hal tidak berjalan sesuai keinginannya dan PSG gagal di Liga Champions, pelatih berusia 49 tahun itu bisa dipecat pada akhir musim.
Pochettino telah lama tertarik bekerja dengan Manchester United dan Setan Merah juga menyukai taktiknya. Pekerjaan yang telah dia lakukan dengan Tottenham Hotspur, terutama mempromosikan talenta muda, saat ini membuatnya menjadi kandidat terdepan untuk kursi panas MU.
Jika klub memberinya tawaran resmi di musim panas, Pochettino bisa jadi berada di penerbangan berikutnya kembali ke Liga Inggris.
Advertisement